Pesawat penumpang saat pendmi Covid-19 banyak digunakan untuk mengangkut barang atau kargo. Selain untuk membuat pesawat beroperasi, pengakutan ini juga bertujuan agar perekonomian maskapai berjalan meski tak mengangkut penumpang di dalamnya. Bahkan Bandara Internasional Pudong di Shanghai, Cina menggunakan inovasi baru untuk membantu pemuatan kargo yang efisien di dalam pesawat penumpang.
Baca juga: Zipair Tokyo Akhirnya Resmi Mengudara Saat Maskapai Lain Bangkrut, Tapi Hanya Penerbangan Kargo
Wakil manajer Bandara Pudong, Cao Guilong dan timnya bulan lalu berhasil memuat kargo ke penerbangan Air Canada dalam waktu dua jam atau separuh dari waktu biasanya karena ada inovasi lapisan luncuran atau glide blanket. Dalam waktu tersebut sebanyak lebih dari 700 barang yakni salah satunya persediaan pencegahan virus corona diangkut ke kabin Boeing 777-300 melalui glinde blanket yang dilengkapi roda berjalan.

Dilansir KabarPenumpang.com dari shine.cn (9/5/2020), Cao mengatakan, glinde blanket ini dirancang untuk digunakan pada pesawat penumpang yang dialihkan ke layanan kargo.
“Glinde blanket telah menjadi bantuan penting untuk melayani peningkatan jumlah penerbangan kargo yang dilakukan oleh penerbangan penumpang di bandara,” kata Cao.
Dia mengatakan, ini merupakan salah satu dari sejumlah penemuan cerdas di landasan pacu di Bandara Pudong untuk melayani peningkatan jumlah penerbangan kargo. Menurut Cao, saat ini maskapai global telah menggeser layanan penerbangan penumpang ke kargo untuk mengangkut persediaan pencegahan Covid-19 di tengah penurunan tajam dalam pariwisata internasional.
Cao menyebutkan, bandara ini menangani lusinan penerbangan kargo pada masa pandemi dan meningkat sekitar dua penerbangan setiap hari sejak awal Maret. Otoritas Bandara Shanghai mengatakan, pesawat penumpang memiliki kelebihan dari kru dan jadwal yang telah ditetapkan, tetapi juga memberikan tantangan untuk memuat dan menurunkan muatan kargo.
Cao menyebutkan, sebelum adanya glide blanket, semua kargo harus diangkat secara manual karena peralatan yang ada dirancang untuk pesawat kargo dan tidak dapat digunakan pada pesawat penumpang. Ini mengakibatkan bandara tidak lagi melipatgandakan tetapi melipattigakan personel untuk memuat atau menurnkan kargo dari pesawat penumpang.
Bandara Pudong diketahui memiliki lebih dari seratus orang tenaga pemuat (loader), tetapi masih sulit memenuhi permintaan dengan metode tradisional. Di tengah pandemi, loader juga harus mengenakan alat pelindung seperti masker, kacamata dan jas hazmat yang membuat pekerjaan lebih sulit.
Tim melayani penerbangan dari Alitalia dan Garuda Indonesia, di antara angkatan pertama pesawat penumpang dengan tugas transportasi kargo, pada awal Maret. Semua pemuat kelelahan pada akhir giliran kerja mereka. Jika bongkar muat telah ditunda, pesawat dan kru asing harus menunggu dan jadwal mereka yang ketat akan terpengaruh.
Untuk memastikan keamanan penerbangan pesawat penumpang yang mengangkut kargo, otoritas bandara memiliki tim yang mengevaluasi keseimbangan pemuatan setiap penerbangan. Banyak peralatan pencegahan coronavirus seperti masker dan jas hazmat ringan namun besar. Mereka harus seimbang di kabin untuk memastikan keamanan penerbangan.
Terlepas dari ide-ide inovatif ini, pekerja layanan darat (ground crew) masih harus bekerja lembur dengan setelan jas hujan untuk menyelesaikan tugas-tugas berat. Suhu di landasan dapat mencapai 60 derajat Celcius dalam cuaca panas.
Baca juga: Gandeng Pelita Air Service, Anak Usaha Angkasa Pura I Luncurkan Layanan Angkutan Kargo
Lebih dari 200 penerbangan kargo dari seluruh dunia telah lepas landas dan mendarat di Bandara Pudong dalam beberapa pekan terakhir. Selain itu lebih dari 10 ribu ton bahan pencegahan Covid-19 telah diangkut melalui bandara Pudong sejak pecahnya pandemi.