Wednesday, February 12, 2025
HomeBandaraBandara Haneda Uji Coba Kendaraan Penarik Peti Kemas Tanpa Pengemudi

Bandara Haneda Uji Coba Kendaraan Penarik Peti Kemas Tanpa Pengemudi

Toyota Industries dan maskapai All Nippon Airways (ANA) tengah menguji coba kendaraan tanpa pengemudi untuk menarik peti kemas (kontainer) di Bandara Haneda, Tokyo, dalam upaya mengatasi kekurangan tenaga kerja karena jumlah penumpang di Jepang terus meningkat ke tingkat sebelum pandemi.

Kendaraan otonom tersebut dapat menarik hingga enam peti kemas sekaligus, dengan berat maksimum 13 ton, menempuh jarak sekitar 2 km antara pesawat dan gedung bandara.

Kendaraan Level 4, yang berarti tidak memerlukan interaksi manusia dalam pengaturan tertentu meskipun pengemudi manusia masih dapat meminta kendali, telah beroperasi sejak 1 Juli 2024.

Menurut Toyota dan ANA, uji coba yang didukung pemerintah tersebut diharapkan akan memungkinkan kendaraan tersebut beroperasi penuh pada akhir tahun depan. Perusahaan-perusahaan tersebut sebelumnya telah menguji coba teknologi tersebut di Bandara Saga pada tahun 2019.

Bandara Internasional Tokyo (Haneda) memiliki fasilitas penanganan kargo udara yang canggih untuk memastikan efisiensi dalam proses ekspor dan impor. Salah satu operator utama di bandara ini adalah Tokyo International Air Cargo Terminal Ltd. (TIACT), yang menyediakan layanan penanganan kargo 24 jam tanpa henti. TIACT menangani berbagai jenis kargo dan menawarkan layanan yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing kargo, memanfaatkan lokasi bandara yang dekat dengan area metropolitan Tokyo.

Uji coba kendaraan otonom telah dilaksanakan di tempat lain di Jepang, dengan Nissan Motor yang bertujuan untuk memasarkan layanan mobilitas kendaraan otonom yang dikembangkan sendiri di Jepang pada tahun 2027.

Jepang mengalami kekurangan tenaga kerja terutama karena beberapa faktor demografis dan sosial yang unik. Seperti Jepang memiliki salah satu populasi tertua di dunia, dengan hampir 30% penduduk berusia di atas 65 tahun. Sementara tingkat kelahiran rendah (sekitar 1,3 anak per wanita) membuat jumlah generasi muda tidak cukup untuk menggantikan tenaga kerja yang pensiun.

Jepang juga memiliki kebijakan imigrasi yang ketat. Berbeda dari negara lain seperti Jerman atau Kanada, Jepang lambat dalam membuka diri terhadap pekerja asing. Meskipun pemerintah telah melonggarkan aturan imigrasi sejak 2019, jumlah pekerja asing masih terbatas.

Selalu Wara-wiri di Apron, Tarik dan Dorong Pesawat Inilah Jenis Towing Tractors

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru