Bandara Changi Singapura kian memantapkan penggunaan teknologi terbaru untuk segala aktivitasnya, baik untuk penanganan bagasi hingga yang terbaru penanganan lalu lintas untuk pesawat. Mengikuti jejak kecanggihan bandara-bandara di Eropa, ATC (Air Traffic Control) Changi mulai menguji coba sistem penanganan lalu lintas secara remote dari jarak jauh. Sejenis dengan teknologi yang sebelumnya telah diperkenalkan oleh Saab di Swedia.
Baca juga: Digital Air Traffic Solutions, Saatnya Menara ATC Dikendalikan Secara Remote
KabarPenumpang.com melansir dari laman straitstimes.com (22/11/2017), teknologi ini memungkinkan melakukan pengendalian lokasi ATC yang jauh dari bandara seperti Jurong atau Seletar di Singapura. Uji coba ini disebut-sebut bernilai $7 juta oleh Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS) yang akan mengembangkan dan menguji prototipe menara digital cerdas.
Untuk uji coba ini, CAAS memberikan kontrak tersebut kepada perusahaan pengelola lalu lintas udara Nats yang berbasis di Inggris dan telah mengelola bandara Heathrow London. Perkiraan untuk memulai proyek ini pada awal tahun depan dan menyelesaikan dengan memakan waktu 22 bulan.
Kemudian akan dievaluasi kelayakan operasional sebelum menentukan teknologi yang cocok untuk bandara sibuk seperti Changi. Sejauh ini hanya bandara kecil yang mengadopsi teknologi serupa.
Sebagai contoh Ornskoldsvik, sebuah bandara kecil di Swedia, adalah bandara pertama di dunia dimana penerbangan dikendalikan dari jarak jauh. Pesawat yang lepas landas atau mendarat di bandara tersebut dipandu oleh pengendali lalu lintas udara dengan jarak hampir 170 km jauhnya, di kota Sundsvall.
Adapun negara lain yang mempelajari hal tersebut yakni Hungaria, Inggris, Amerika Serikat dan Jerman. CAAS mengatakan, teknologi ini merupakan sebuah menara digital yang cerdas, dilengkapi dengan berbagai fungsi dan fitur, dapat membantu meningkatkan manajemen lalu lintas udara, keamanan landasan pacu dan operasi darat serta meningkatkan efisiensi operasional di Bandara Changi.
Kontrak CAAS dengan Nats mencakup pemasangan beberapa kamera fixed-position untuk memberi makan gambar video langsung, dengan memberikan pandangan serupa terhadap pengendali lalu lintas udara yang sekarang dilihat dari menara kontrol. Percobaan ini juga akan menggunakan kamera canggih dan teknologi video-stitching yang memungkinkan tampilan informasi lebih baik.
Seperti, kamera video akan dapat secara otomatis menggeser, memiringkan, dan memperbesar, untuk memungkinkan tampilan lebih dekat. Direktur Jenderal CAAS Kevin Shum mengatakan, dalam konser dengan drive Smart Nation di Singapura, kami memanfaatkan teknologi digital untuk mengubah industri penerbangan.
“Kami sangat senang dengan kemungkinan dan tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra industri kami untuk menyediakan layanan pengelolaan lalu lintas udara berkualitas tanpa mengorbankan tingkat keselamatan dan pelayanan,” ujarnya.
Baca juga: Staf Bandara Changi Resmi Gunakan Kacamata Augmented Reality
Pelelangan untuk prototipe menara digital dibuka pada 28 Februari 2018 mendatang. Dari pelelangan ini pihak CAAS menarik tiga tawaran yang dievaluasi berdasarkan berbagai kriteria, seperti keahlian teknis, rekam jejak perusahaan dan daya saing harga.