Bandara Internasional Changi baru-baru ini meluncurkan program ramah disabilitas invisible atau disabilitas ‘tersembunyi’ atau tak terlihat. Lewat program ini, penyandang disabilitas tersembunyi akan diidentifikasi melalui sebuah mekanisme khusus, didatangi, dan dituntun sampai ke pesawat.
Baca juga: Lewat Air Hub Blueprint, Industri Dirgantara Singapura Bakal Bebas Emisi Mulai 2030
Dilansir Airport Technology, Bandara Changi sudah lama menjadi bandara hub internasional, khususnya di wilayah Asean. Bandara yang terletak di Singapura itu juga masuk ke dalam jajaran bandara elite dan bandara tersibuk di dunia dengan 68 juta penumpang sepanjang tahun 2019.
Tak puas, belum lama ini Pengelola Bandara Changi dan sejumlah stakeholder Singapura serta lembaga dan perusahaan internasional bertekad meluncurkan Air Hub Blueprint, sebuah roadmap industri dirgantara Singapura yang bebas emisi mulai 2030 sampai 2050 mendatang.
Selain memandang jauh ke depan, Pengelola Bandara Changi atau Changi Airport Group (CAG) juga tak melupakan hal lain untuk menjadikannya lebih iklusif dan ramah bagi semua pihak dalam waktu dekat; termasuk bagi para penyandang disabilitas, khususnya penyandang disabilitas tersembunyi, melalui inisiatif ‘Care @ Changi’.
Inisiatif atau program ‘Care @ Changi’ terdiri dari berbagai alat dan metode bantuan untuk para penyandang disabilitas tersembunyi, seperti lanyard unik atau tanda pengenal unik agar petugas khusus untuk menangani rekan disabilitas tersembunyi bernama Changi Care Ambassadors bisa menyadari kehadiran mereka.
VP Passenger experience, ground operations and customer service Bandara Changi, Damon Wong, mengungkapkan pihaknya melakukan mengumpulkan berbagai informasi dari orang tua dan pengasuh terkait apa saja yang dibutuhkan oleh para penyandang disabilitas tersembunyi.
Selain itu, lanjut Wong, pihaknya juga melibatkan para ahli dari sekolah dan organisasi berkebutuhan khusus untuk lebih memahami kebutuhan dan tantangan mereka (penyandang disabilitas tersembunyi), seperti gangguan spektrum autisme, sindrom Down, dan demensia.
Bandara Changi juga mengembangkan alat khusus bernama Changi Airport Social Story. Alat yang dikembangkan bersama dengan organisasi penyandang disabilitas ternama di Singapura, Rainbow Centre Training and Consultancy, itu terdiri dar gambar dan deskripsi singkat untuk memberikan pengetahuan proses penerbangan mulai dari datang sampai naik pesawat, tiba di bandara tujuan, dan keluar dari bandara.
Kendati sudah dibekali pengetahuan seluruh rangkaian penerbangan, para penyandang disabilitas tersembunyi tetap akan didampingi oleh 300 Changi Care Ambassadors yang dikerahkan sesampainya di bandara.
Andai lanyard unik yang sudah dibagikan tidak terlihat petugas, mereka tetap dibekali dengan pendekatan Observe, Wait, and Listen (OWL) untuk mengetahui apakah penumpang tertentu tergolong dalam penyandang disabilitas tersembunyi atau tidak.
Baca juga: Bandara Kualanamu Bakal Saingi Bandara Changi dan Kuala Lumpur, Begini Caranya
Meski sudah tergolong selangkah lebih maju dibanding bandara lain di dunia dalam melayani penyandang disabilitas tersembunyi, namun, Bandara Changi tidak berpuas diri.
Ke depan mereka bertekad menambah jumlah Changi Care Ambassadors, menjangkau lebih banyak sekolah dan organisasi penyandang disabilitas, ketersediaan lanyard khusus di bandara, ruang sensorik, dan lainnya.