Banyak hal indah selama dalam penerbangan. Pun sebaliknya, hal buruk yang tak terduga juga kerap terjadi. Salah satunya kondisi darurat kesehatan oleh penumpang. Ketika itu terjadi, pramugari atau kru kabin harus siap. Lantas, bagaimana pramugari membarikan pertolongan medis ke penumpang yang mengalami masalah kesehatan saat di pesawat?
Baca juga: Viral! Cerita Pramugari Tangani Penumpang Meninggal di Pesawat, Bikin Ngeri
Saat penumpang mulai masuk ke pesawat, pramugari atau kru kabin biasanya akan memperhatikannya sambil melihat tiket. Tujuan dari ini adalah memperhatikan gerak-gerik penumpang, gaya berpakaian, serta hal lain yang bisa mencirikan siapa dan bagaimana latar belakang pekerjaan penumpang tersebut, khususnya dokter untuk dimintai tolong saat terjadi keadaan darurat.
Namun, pramugari tak bisa selalu berharap pada penumpang yang berprofesi sebagai dokter atau petugas medis. Karenanya, mereka dibekali dengan keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama darurat medis.
Dilansir Simple Flying, awak kabin terlatih dalam CPR (resusitasi jantung paru), menggunakan defibrilator, dan oksigen ke penumpang. Selain itu, mereka terlatih untuk menangani penumpang tersedak, asma, diabetes, stroke, kejang-kejang, persalinan, patah tulang, luka ringan, gangguan jantung, dan banyak lagi.
Standard Operating Procedure (SOP) awa kabin saat terjadi kondisi darurat medis di pesawat juga jelas. Langkah pertama adalah SAMPEL kepanjangan dari Symptoms, Allergies, Medication, Previous history, Last meal, Events.
Saat penumpang di pesawat membutuhkan pertolongan pertama, pramugari biasanya akan melihat gejalanya terlebih dahulu. Dengan bekal pengetahuan kesehatan, gejala bisa mengindikasikan sesuatu dan ini berpengatuh pada pertolongan pertama yang bisa dilakukan. Proses identifikasi ini pun juga harus cepat sehingga tidak ketinggalan momentum pertolongan pertama.
Setelah itu, awak kabin akan bertanya ke penumpang yang butuh penanganan medis atau orang yang mendapinginya apakah yang bersangkutan memiliki alergi, minum obat dan memiliki kondisi medis tertentu, makanan apa yang terakhir dikonsumsi, serta ada tidaknya insiden yang menyebabkan sakit dan membutuhkan pertolongan medis.
Prosedur SAMPEL ini umumnya dilakukan oleh seorang kru. Adapun kru lainnya bertugas membantu kru yang menanganinya langsung dengan bantuan salah satu kru yang menjadi komunikator atau pendamping kru yang memberikan pertolongan medis.
Dari kru tersebut (komunikator), kru lain diminta tolong untuk mengambil kotak P3K, resuscitation kit, tabung oksigen, dan defibrilator. Komunikator juga akan melaporkan ke pramugara/pramugari senior untuk kemudian diteruskan ke kapten pilot.
Andai situasinya tak bisa ditangani oleh kru pesawat, pilot akan mengumumkan melalui passenger announcement system untuk menanyakan apakah di antara penumpang ada yang berprofesi sebagai profesional medis. Bila situasi masih tak terkendali pilot akan mengalihkan penerbangan ke bandara terdekat dan melakukan pendaratan darurat.
Baca juga: Sepasang Petugas Medis Beraksi Selamatkan Nyawa Penumpang di Kabin Singapore Airlines
Di beberapa pesawat terdapat fasilitas yang disebut MedLink untuk memungkinkan kru melakukan kontak langsung dengan profesional medis di darat untuk meminta saran tindakan. Dari situ, kemudian keluar hasil apakah pesawat perlu mendarat darurat di bandara terdekat atau tetap melanjutkan perjalanan.
Di samping prosedur SAMPEL, awak kabin juga dibekali prosedur DRSABCD atau Danger, Response, Send for help, Airway, Breathing, CPR, dan Defibrillation saat berhadapan dengan penumpang yang membutuhkan bantuan medis.