Selain banjir, badai pasir nyatanya dapat mempengaruhi operasional kereta api berkecepatan tinggi. Ini didapat dari sebuah studi baru yang dilakukan oleh para ilmuwan Cina setelah para pelancong dalam beberapa tahun terakhir mempertanyakan kredensial kereta peluru di jalur Xinjiang menuju ke Lanzhou.
Baca juga: Pesawat Delay Karena Badai Pasir, Pilot Belikan Pizza untuk Semua Penumpang
KabarPenumpang.com merangkum yahoo.com (17/11/2021), dalam perjalananya, angin kencang yang membawa pasir dalam jumlah besar dapat meningkatkan hambatan pada kereta peluru hampir sepertiganya. Sedangkan erosi serius pada badan bada kereta, kaca depan dan roda ditemukan oleh profesor teknik mesin Jin Afang di Universitas Xinjiang.
Kecepatan tertinggi kereta peluru di jalur ini dibatasi pada 250 kpj setelah layanan diluncurkan pada tahun 2014. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kecepatan di banyak bagian telah dikurangi menjadi 200 kpj atau lebih rendah. Adanya penurunan ini memicu keluhan dari para pelancong bahwa kereta api yang dibangun dengan biaya 143,5 miliar yuan (US$22,5 miliar) tidak sesuai dengan namanya.
Sementara data operasional di jalur Xinjiang-Lanzhou tidak tersedia untuk umum, pemodelan komputer oleh Jin dan rekan-rekannya di Universitas Xinjiang menunjukkan bahwa, pada kecepatan tertinggi 200 kpj saat ini, butiran pasir besar khas Gurun Gobi dapat menyebabkan komponen eksternal kereta kehilangan sepersepuluh dari cat mereka setelah badai sedang.
“Memilih bahan pelapis elastis yang dapat mengurangi erosi dan keausan partikel pada permukaan tumbukan sangat penting untuk operasi yang aman,” kata tim Jin.
Kereta api berkecepatan tinggi Urumqi-Lanzhou adalah proyek infrastruktur strategis yang menghubungkan wilayah otonomi Xinjiang Uygur di bagian barat jauh ke seluruh Cina. Diharapkan dapat mendorong pembangunan regional dan memainkan peran penting dalam Belt and Road Initiative, dengan memperkuat hubungan ekonomi antara China barat dan negara-negara di benua Eurasia.
Dibangun hanya dalam lima tahun, ini adalah rel berkecepatan tinggi pertama di dunia yang melintasi gurun. Jalur ini juga membentang melalui pegunungan Qilian yang tinggi, dan kereta harus melewati lima zona angin kencang di sepanjang jalan. Xinjiang yang kaya sumber daya adalah divisi tingkat provinsi terbesar di Cina berdasarkan wilayah.
Dengan penduduknya yang jarang dan kota-kota yang terpisah jarak yang sangat jauh serta transportasi darat yang tidak nyaman telah lama mempengaruhi pemerintahan. Bahkan lingkungan alam yang tidak bersahabat membuat konstruksi rel kecepatan tinggi di Xinjiang menjadi sangat sulit. Apalagi untuk kereta api berkecepatan rendah di wilayah tersebut, angin bisa menjadi faktor risiko yang signifikan.
“Dalam beberapa tahun terakhir, angin kencang telah menggelincirkan 13 kereta [kecepatan reguler], dengan 79 gerbong terbalik, menyebabkan dampak besar pada keselamatan penumpang dan kegiatan ekonomi,” kata para peneliti.
Simulasi komputer mereka berdasarkan lanskap Gobi menemukan bahwa badai pasir tidak hanya mempengaruhi bagian depan kereta berkecepatan tinggi yang berjalan melawan angin, tetapi bahkan dapat menghasilkan turbulensi yang kuat yang dapat mengganggu kestabilan bagian belakang. Semakin besar kecepatannya, semakin sulit untuk menjaga kereta tetap di relnya selama badai, menurut Jin dan timnya.
Baca juga: Usai Diterjang Badai Pasir Berkecepatan 120 Km Per Jam, Bandara di Kepulauan Canary Kembali Dibuka
Meski begitu semua kereta berkecepatan tinggi tetap berada di jalurnya bahkan selama angin kencang seperti itu. Ini karena banyaknya sistem alarm yang ditanam di sepanjang rel, yang mampu memaksa kereta berhenti jika kecepatan angin melebihi ambang batas keselamatan. Ratusan kilometer tembok juga didirikan di kedua sisi jalur rel untuk mengurangi dampak langsung angin dan pasir di kereta api. Di daerah yang paling berangin, terowongan besar dari baja dan beton dibangun untuk menciptakan lingkungan yang lebih terlindungi bagi kereta api untuk melewatinya.