Pernahkah terlintas di benak Anda apa yang dilakukan oleh pilot dan ko-pilot di ruang kokpit ketika pesawat tengah mengudara? Apakah mereka sama seperti pengemudi mobil, bus, truk, atau sepeda motor yang harus selalu mengemudikan kendaraannya hingga tiba di tujuan? Tentu saja tidak, karena perkembangan dan kemajuan teknologi, membuat awak di ruang kokpit dapat ‘beristirahat’ selama pesawat sudah berada di ketinggian aman dan di jalur yang sudah ditentukan sebelumnya.
Baca Juga: Kembangkan Teknologi Autopilot, Boeing Tawarkan Self Flying Plane
Ya, teknologi auto pilot memang memegang andil besar dalam perjalanan udara sejak berpuluh tahun lalu. Berbekal sistem komputerisasi yang kompleks, seorang pilot dapat mengoptimalkan teknologi auto pilot agar stamina dan ketahanan tubuhnya tidak terkuras hanya karena melayani dua tiga penerbangan saja – mengingat ada banyak sekali komponen yang harus diperhatikan pilot dalam sekali penerbangan.
Kendati bisa dibilang sebagai ‘pemain cadangan’ ketika pesawat sudah mengudara dengan stabil, seorang pilot tidak bisa menumpukan suatu penerbangan hanya kepada sistem auto pilot, karena hingga saat ini, proses taxi, take-off, dan landing masih dilakukan oleh pilot secara manual. Dikenal sebagai Automatic Flight Control System (AFCS), perangkat ini merupakan sebuah sistem mekanikal, elektrikal, atau hidraulik yang memandu sebuah kendaraan tanpa campur tangan dari manusia.
Selain sistem kontrol penerbangan, salah satu dari bagian avionik (peralatan elektronik penerbangan yang mencakup seluruh sistem elektronik di pesawat) ini juga berfungsi dalam komunikasi elektronik, navigasi, dan untuk mengetahui keadaan cuaca pada lintasan penerbangan.
Sistem auto pilot sendiri memiliki banyak varian, yang sudah jelas kompleksitasnya, namun dalam penjabaran berikut ini, KabarPenumpang.com akan memfokuskan pada sistem navigasinya saja. Dikutip dari berbagai laman sumber, auto pilot dapat menggantikan peran dari pilot dalam hal hal menjalankan pesawat.
Di dalam sebuah pesawat, terdapat tiga basic control surface atau tiga pengendali dasar, yaitu Elevator, Rudder, dan Ailerons.
Elevator merupakan perangkat pada ekor pesawat yang mengontrol ayunan sirip ekor pesawat di sekitar sumbu horizontal – tegak lurus terhadap arah gerakan.
Rudder adalah kemudi agar pesawat dapat berbelok ke kiri dan ke kanan. Rudder sendiri terletak pada ekor pesawat.
Sedangkan Ailerons merupakan perangkat yang terletak di tepi belakang sayap pesawat yang juga berfungsi sebagai kemudi.
Baca Juga: Ketika Penerbangan Jarak Jauh, Apa Saja Sih Yang Dilakukan Pilot?
Nah, untuk sistem navigasi, auto pilot terbagi ke dalam tiga jenis; single-axis auto pilot yang hanya mengatur satu pengendali dasar, biasanya ailerons. Jenis kedua adalah two-axis auto pilot yang biasanya mengatur elevator dan ailerons. Dan yang terakhir adalah three-axis pilot yang mengontrol ketiga sistem pengendali dasar tersebut.
Jadi dengan mengaktifkan auto pilot, awak kokpit tidak perlu lagi mengatur arah pesawat selama mengudara, dan waktu tersebut dapat digunakan untuk menyimpan staminanya untuk penerbangan selanjutnya.