Memulai tahun 2025, pemerintah Taiwan menerbitkan visa enam bulan untuk “nomaden digital” asing guna membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja yang terkait dengan penurunan angka kelahiran.
Seperti dikutip South China Morning Post, Dewan Pembangunan Nasional di Taipei telah mengumumkan skema tersebut di tengah menyusutnya jumlah tenaga kerja secara bertahap yang telah memicu pencarian sumber tenaga kerja baru untuk mempertahankan ekonomi yang berpusat pada teknologi dan bergantung pada ekspor.
Pelancong asal Indonesia Kini Bisa ke Rusia Lebih Mudah dengan e-Visa
Mulai hari ini, Taiwan, yang telah menetapkan tujuan untuk menarik 400.000 pekerja asing pada tahun 2032, akan mengizinkan apa yang disebut pemerintah sebagai “profesional digital asing” untuk tinggal selama setengah tahun dengan visa nomaden. Hingga akhir tahun 2023, tahun terakhir ini tercatat, 69.509 profesional asing dan 754.130 pekerja migran terdaftar tinggal di Taiwan.
“Peluncuran visa ini menjadi sinyal bahwa Taiwan secara resmi terbuka bagi para pekerja nomaden digital,” kata David Chang, sekretaris jenderal Crossroads, lembaga nirlaba yang berbasis di Taipei yang mengadvokasikan nomaden digital untuk strategi perolehan bakat Taiwan.
“Kami memuji pemerintah karena menanggapi tren global dengan mengadopsi nomaden digital ke dalam strategi perolehan bakat Taiwan.”
Pekerja nomaden digital merujuk pada orang-orang yang dapat melakukan pekerjaan mereka di mana saja dari laptop. Mereka kini memenuhi syarat untuk mendapatkan visa di 58 lokasi di seluruh dunia, menurut blog yang ditulis oleh banyak penulis, Nomad Girl.
Taiwan memiliki lingkungan pekerja nomaden digital terbaik di Asia dan telah menerima pengakuan internasional dalam hal kondisi kehidupan, lingkungan, dan makanan.
Profil China Airlines, Maskapai Nasional Taiwan yang ‘Alergi’ Pakai Nama ‘China’