Seolah ingin ‘membalas’ apa yang telah dilakukan perusahaan transportasi online asal Indonesia yang telah masuk ke Vietnam (Go-Viet), kini diwartakan aplikasi transportasi online asal Vietnam, FastGo ingin merangsek masuk ke pasar Indonesia pada akhir tahun 2019 ini. Saking antusiasnya, sampai-sampai Co-founder dan CEO FastGo, Nguyen Huu Tuat, menargetkan meraih 30 persen pangsa pasar di Indonesia. Artinya, mereka ingin mengusik lapak yang selama ini dikuasai oleh dua rival, Grab dan GoJek.
Baca juga: Go International, Go-Jek Rambah Vietnam Melalui Aplikasi Go-Viet!
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman kr-asia.com (15/5/2019), pangsa pasar yang besar menjadi salah satu alasan di balik pemilihan Indonesia sebagai target ekspansi selanjutnya dari FastGo. Selain itu, Nguyen Huu Tuat juga mengaku sudah memiliki mitra strategis di Indonesia. Namun, ia belum mau menyebutkan dengan gamblang siapa mitra yang akan membantu ekspansi tersebut.
Nguyen Huu Tuat mengklaim bahwa dirinya akan menginvestasikan dana awal sekira US$3 juta atau yang berkisar Rp42,7 miliar di setiap pasar baru. Karena itu, demi menyaingi GoJek dan Grab, FastGo membuka babak pendanaan Seri B dan berhasil mengumpulkan US$50 juta atau Rp734 miliar.
FastGo, yang dikembangkan oleh perusahaan Vietnamese NextTech Group pada tahun 2018 lalu ini, punya modal lain untuk bersaing dengan Grab dan GoJek, yaitu jumlah armada. Dikabarkan, FastGo memiliki 60 ribu taksi dan mitra sepeda motor yang melayani 10 provinsi di Vietnam dan Myanmar.
Tidak hanya layanan taksi dan ojek online, FastGo juga melakukan diversifikasi bisnis dengan mencoba masuk ke layanan pengiriman makanan, serta keuangan. “Kami sudah meluncurkan layanan premium dengan kendaraan helikopter bernama FastSky di Vietnam,” ungkap Huu Tuat.
Meski demikian, sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan firma riset pasar, Kantar TNS, menemukan bahwa pada Januari tahun ini FastGo adalah merek ride-hailing terpopuler keempat di Vietnam dengan dua persen pangsa pasar.
Baca Juga: Ternyata di Ride Hailing Banyak Kecurangan yang Dilakukan Pengemudi Online
Grab masih mendominasi pangsa pasar sebesar 86 persen, disusul oleh GoJek, dengan merek Go-Viet, yang menguasai enam persen, serta pemain lokal Mailinh dengan tiga persen. Lalu, apakah dengan catatan ini FastGo mampu bersaing dengan Grab dan GoJek di Indonesia?
Sebagaimana diketahui, FastGo resmi mengaspal di Singapura pada akhir April 2019. Namun, sebuah fakta mencengangkan muncul ketika harga tiga aplikasi serupa dibandingkan dengan titik penjemputan dan destinasi yang sama. Perbandingan antara FastGo, GoJek, dan Grab di Singapura bisa dibilang dimenangkan oleh GoJek, disusul oleh Grab dan FastGo lah yang paling mahal.
Lalu, apa modal berharga FastGo untuk bisa mencuri ceruk pasar Indonesia yang terkenal sudah memiliki pelanggan setianya masing-masing?