Buntut dari insiden ambruknya jembatan di Gujarat, India yang menewaskan 137 orang, sontak menjadi perhatian global pada aspek kekuatan konstruksi jembatan. Dan tahukah Anda, bahwa ternyata sebuah ponsel pintar (smartphone) dapat membantu memprediksi (dan mencegah) ambruknya jembatan.
Baca juga: Ini Spesifikasi Jembatan Runtuh Peninggalan Inggris di India yang Tewaskan Ratusan Orang
Memantau integritas struktural dari jembatan yang banyak digunakan dan jembatan yang menua adalah pekerjaan kompleks yang sering kali melibatkan rangkaian sensor yang mahal. Namun, penelitian belum lama ini telah menunjukkan bagaimana smartphone suatu hari nanti dapat melakukan peran yang besar dalam hal memprediksi kekuatan jembatan.
Dikutip dari newatlas (6/11/2022), disebut para ilmuwan dari MIT Senseable City Lab telah menunjukkan bagaimana sebuah aplikasi dapat digunakan untuk mendeteksi getaran halus yang mengindikasikan kemungkinan runtuhnya jembatan, yaitu dengan menginstall solusi crowdsourced berbiaya rendah untuk mempertahankan infrastruktur yang sangat penting.
Untuk memantau level kekuatan jembatan, para insinyur akan menyetel getaran alami yang dikenal sebagai modal frequencies, yang dapat bergeser dari waktu ke waktu untuk mengungkapkan perubahan dalam integritas struktur. Ini dapat dicapai melalui sensor seperti akselerometer yang ditempatkan di jembatan, meskipun saat ini sudah dapat diketahui bagaimana sistem sensor nirkabel dapat menawarkan cara yang lebih murah, dan juga bagaimana drone otonom dapat merampingkan jenis operasi ini.
Studi terbaru berusaha memanfaatkan sistem sensor yang ada di smartphone sehari-hari. Tim membangun aplikasi berbasis Android khusus untuk mengumpulkan data akselerometer smartphone pada modal frequencies dari kendaraan yang melewati jembatan. Idenya adalah untuk membuatnya bekerja dan melihat seberapa baik data cocok dengan yang dikumpulkan oleh seperangkat sensor pemantauan jembatan tradisional.
Aplikasi ini tengah diuji di Jembatan Golden Gate, dengan para peneliti mengemudi di atas jembatan 102 kali dengan aplikasi berjalan, dan juga meminta pengemudi Uber untuk melakukan hal yang sama selama 72 perjalanan. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan data modal frequencies dari satu set 240 sensor tradisional yang telah terpasang di Jembatan Golden Gate selama tiga bulan.
Hasilnya, tim riset menemukan bahwa data dari smartphone mencerminkan kesesuaan dengan sensor tradisional yang dipasang di jembatan, menawarkan kecocokan untuk 10 jenis getaran frekuensi rendah yang dilihat oleh para insinyur dalam kasus ini.
Jembatan Golden Gate adalah jembatan gantung, jenis yang hanya menyumbang 1% dari semua jembatan di AS. Untuk memperluas temuan ini dan mengeksplorasi bagaimana teknologi tersebut dapat diterapkan pada jembatan bentang beton yang lebih kecil, tim riset akan beralih untuk menguji jembatan jenis ini di Ciampino, Italia.
Bagian dari penelitian ini melibatkan 280 perjalanan kendaraan di atas jembatan dengan aplikasi smartphone di dalamnya, dengan data yang dibandingkan dengan enam sensor yang dipasang di jembatan selama tujuh bulan. Meskipun para peneliti menemukan perbedaan dalam data pada modal frequencies tertentu hingga 2,3%, mereka antusias dengan potensinya, karena ini merupakan peningkatan pada perbedaan 5,5% yang diamati pada data yang lebih kecil. Ini menunjukkan bahwa memperluas data lebih jauh melalui lebih banyak perjalanan dapat lebih meningkatkan akurasi teknik ini.
Baca juga: Jembatannya Runtuh Saat Lalu Lintas di Bawah Ramai, Begini Sejarah MRT Meksiko
Tim riset juga melihat bagaimana memasukkan jenis data dari smartphone ke dalam rencana pemeliharaan jembatan yang dapat memengaruhi umur jembatan.