Kemacetan terkadang memang terasa begitu menyebalkan, khususnya saat seseorang tengah dalam keadaan terburu-buru, entah karena urusan kantor, bisnis, pertemanan, bahkan percintaan. Di saat yang bersamaan, akan lebih menyebalkan ketika melihat pejabat atau pihak berwenang bebas menggunakan rotator atau sirine hingga dapat menghindar dari kemacetan. Pasalnya, aturan perundang-undangan di negeri ini memang tidak memperbolehkan masyarakat sipil menggunakan rotator dan atau sirine atau sejenisnya di kendaraan pribadi.
Baca juga: Minat Bikin Aplikasi Mobile, Ini 7 Hal yang Mesti Diperhatikan
Akan tetapi, bagi Anda yang bosan dengan keadaan seperti itu, mungkin, aplikasi ini bisa menjadi salah satu andalan. Dilansir KabarPenumpang.com dari laman medpagetoday.com, Kamis, (27/2), belum lama ini muncul wacana dari sebuah perusahaan untuk menjalankan aplikasi ROSC Ambulance. Sesuai namanya, aplikasi tersebut memang mengoperasikan ambulans. Namun, bukan hanya untuk mengangkut mayat atau orang sakit, melainkan juga untuk mengangkut orang sehat.
Cara kerjanya sendiri sebetunya sangat mirip dengan GoJek, Grab, Uber, atau aplikator aplikasi ride hailing lainnya. Bedanya, ketika hendak mengorder kendaraan dari aplikasi tersebut, pengguna harus menentukan jenis layanan, untuk keadaan rill (sebagaimana fungsi ambulans pada umumnya) atau tidak.
Baik dalam keadaan rill maupun tidak, hal tersebut sebetulnya tidak berpengaruh dengan harga dan jenis layanan. Hanya saja aplikator tetap harus mengetahui jenis layanan yang digunakan pelanggannya. Di samping itu, bila demand lebih banyak dari suplai, atau bisa dibilang armada lebih sedikit dari permintaan, maka, aplikator akan mendahulukan layanan rill atau darurat, meskipun besar kemungkinan seluruh pengguna layanan tersebut tengah dalam keadaan darurat sekalipun darurat dalam kadar masing-masing, entah darurat karena takut terlambat naik pesawat atau lainnnya.
Lagi pula, selain menyediakan layanan pribadi, aplikasi tersebut juga melayani tumpangan. Jadi, tidak benar-benar dioperasikan untuk satu tujuan tertentu. Misalnya, ketika ambulans tengah mengantar orang sehat untuk sampai ke tempat tujuan dan di saat yang bersamaan terdapat pasien gawat darurat, maka pasien tersebut akan diantarkan terlebih dahulu.
Baca juga: East Japan Railway Hadirkan Aplikasi “Train’ing,” Mudahkan Penumpang Berolahraga Dalam Kereta
Meskipun terdengar menyebalkan, namun, CEO ROSC Ambulance, Jeb Lance, berdalih bahwa dirinya hanya berusaha untuk menangkap peluang pasar. Artinya, dirinya bukanlah orang yang memulai hal tersebut (ambulans dijadikan taksi) melainkan hanya meneruskan fenomena yang ada. “Toh orang menggunakan ambulans sebagai taksi, jadi saya benar-benar ingin memanfaatkan pasar yang berkembang itu,” jelasnya.
Bila tidak ada halangan apapun, aplikasi tersebut diperkirakan akan mulai aktif memberikan layanan sekitar bulan September mendatang di wilayah New York, Amerika Serikat. Aplikasi tersebut dapat diunduh di Google Playstore ataupun IOS. Jeb Lance optimis idenya tersebut akan berjalan sesuai rencana dan bila itu terjadi, ia berencana untuk mengembangkan bisnisnya bukan hanya terpaku pada mobil, namun juga helikopter. Menarik ditunggu, apakah aplikasi serupa akan muncul di Indonesia?