Tuesday, November 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanApakah Ukuran Pesawat Pengaruhi Kemampuan Pesawat Atasi Turbulensi?

Apakah Ukuran Pesawat Pengaruhi Kemampuan Pesawat Atasi Turbulensi?

Turbulensi bagi pesawat adalah keniscayaan. Hanya saja, tingkat destruktifnya bisa berbeda-beda. Ada yang ringan, sedang, bahkan berat. Tak sedikit penumpang yang mengira bahwa ukuran pesawat berbanding lurus dengan seberapa kuat turbulensi yang dirasakan penumpang. Dengan kata lain, ukuran pesawat mempengaruhi kemampuan pesawat melewati turbulensi. Benarkah demikian?

Baca juga: Gegara Pemanasan Global, Penumpang Pesawat Bakal Rasakan Turbulensi 3x Lipat

Sebelum lebih lanjut, turbulensi sedikitnya ada enam jenis. Pertama adalah clear air turbulence (CAT). Oleh Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA), CAT didefinisikan sebagai turbulensi parah yang tiba-tiba terjadi di daerah tak berawan yang menyebabkan hentakan keras pada pesawat.

Lebih lanjut, FAA menyebut bahwa turbulensi CAT merupakan turbulensi yang paling sering terjadi di ketinggian. Turbulensi CAT disebabkan oleh gerakan angin yang tidak beraturan karena perbedaan densitas atau kerapatan udara.

Kedua adalah turbulensi wind shear adalah perubahan arah dan atau kecepatan angin secara mendadak pada arah mendatar ataupun juga vertikal. Perubahan arah dan kecepatan angin ini menyebabkan terbentuknya turbulensi.

Selanjutnya ada turbulensi termal. Turbulensi ini terjadi karena proses naiknya massa udara oleh sistem konvektif, seperti saat terbentuknya awan-awan konvektif. Karena proses ini, maka turbulensi termal disebut juga turbulensi konvektif.

Keempat ada turbulensi vortex. Ini adalah turbulensi yang terjadi ketika sebuah pesawat terbang melintas di belakang pesawat lain. Jenis turbulensi ini pernah terjadi, sekalipun tidak begitu sering. Biasanya melibatkan pesawat yang lebih besar di depan, seperti Airbus A380 dan Boeing 747, dengan pesawat yang lebih kecial, seperti pesawat mesin tunggal atau pesawat lainnya.

Turbulensi mekanik adalah turbulensi yang terbentuk karena arus udara melewati hambatan-hambatan di permukaan bumi, seperti bangunan, pohon dan pegunungan. Gesekan udara terhadap adanya hambatan tersebut menghasilkan pusaran-pusaran udara.

Terakhir ada turbulensi frontal. Ini adalah turbulensi yang terbentuk pada zona frontal, yaitu pertemuan dua massa udara dengan suhu yang berbeda. Massa udara dengan suhu yang dingin disebut front dingin dan yang hangat disebut front panas.

Baca juga: Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat?

Dari jenis-jenis turbulensi di atas, seberapa besar pun pesawat akan terpengaruh. Hanya saja, menurut MS in Computer Science & Operations Management, Arif Ansari, seperti dikutip dari Quora, ukuran pesawat mempengaruhi dampak turbulensi. Tetapi, bukan pada ukuran pesawat yang menjadi krusial melainkan wing loading pesawat.

Wing loading Boeing 747, misalnya, mencapai 134 pound/kaki persegi. Tetapi, pada pesawat kecil semisal Boeing 737–300, wing loadingnya mencapai 140 pound/kaki persegi. Di luar itu, seperti pesawat turboprop dan pesawat perintis, wing loadingnya lebih kecil lagi dan rentan terhadap turbulensi.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru