Saturday, October 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanApakah Pilot Pernah Bosan Melihat Keluar Jendela Selama Penerbangan Jarak Jauh?

Apakah Pilot Pernah Bosan Melihat Keluar Jendela Selama Penerbangan Jarak Jauh?

Pilot umumnya mulai sibuk sesaat sebelum penerbangan sampai pesawat lepas landas dan climbing serta menjelang mendarat dan mendarat sampai berhenti di apron. Lebih dari itu, seperti saat cruising di udara, pilot praktis tak melakukan banyak kegiatan karena sudah digantikan dengan autopilot. Di antara aktivitas selama di udara dalam penerbangan jarak jauh, melihat keluar jendela adalah salah satunya. Bila terlalu sering melihat kelaur jendela, apakah pilot pernah bosan?

Baca juga: Dalam Penerbangan Jarak Jauh, Inilah yang Dilakukan Pilot untuk Mengatasi Jenuh

Setiap maskapai dan bandara cukup beragam dalam mendefinisikan penerbangan ultra jarak jauh, jarak jauh, menengah, dan jarak pendek. Maskapai-maskapai seperti Cathay Pacific, Singapore Airlines tentu sudah jelas, hanya mengoperasikan penerbangan jarak jauh.

Bandara Hong Kong menganggap sebagian besar tujuan Asia tergolong sebagai penerbangan jarak pendek. Sedangkan tujuan lainnya seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Australia merupakan penerbangan jarak jauh.

American Airlines menggunakan jarak penerbangan sebagai ukuran apakah itu penerbangan jarak jauh atau jarak pendek. Maskapai lain ada yang menilainya dari segi durasi. Penerbangan jarak pendek berkisar satu sampai tiga jam. Penerbangan tiga sampai enam jam merupakan jarak menengah. Sedangkan penerbangan jarak jauh berkisar enam sampai 12 jam lebih.

Selama rentang waktu itu, pilot dan kopilot biasanya sesekali melihat keluar jendela. Namun, mengingat waktu terbang yang cukup lama dan panjang, apakah pilot pernah bosan melihat keluar jendela dalam penerbangan jarak jauh?

Menurut pilot salah satu maskapai, Raymond St Steven, seperti dikutip dari Quora, semua tergantung kondisi di luar jendela. Saat penerbangan siang hari dan cuaca sedang cerah, pemandangan di ketinggian hanya berupa lautan awan nan silau-menyilaukan.

Kadang kala, di siang hari dan cuaca sedang cerah, pilot bisa melihat pemandangan pegunungan, lautan, dan lain sebagainya di bawah.

Saat sore menjelang malam saat pergantian siang ke malam dan cuaca sedang bersahabat, pilot bisa melihat langit berubah dari biru menjadi kuning kemerah-merahan di ujung ufuk sebelum gelap seluruhnya.

Di tengah gelap malam, saat cuaca sedang bagus, pilot bisa melihat gugusan bintang-bintang di langit. Di beberapa wilayah bahkan lebih terang dengan adanya aurora. Di pagi harinya saat pergantingan malam ke pagi, pilot bisa melihat setitik cahaya di ujung ufuk yang lama-kelamaan membesar diiringi terang seantero langit.

Baca juga: Pengamat Aviasi di Dunia Sebut Penerbangan Jarak Jauh Sulit Pulih Cepat Tanpa Hal Ini

Dari berbagai kondisi di atas, Raymond, yang mengaku telah melihat ribuan jam, mengaku sesekali merasa bosan. Karenanya, itu tergantung kondisi di luar jendela pesawat. Kalau pemandangan monoton seperti lautan awan, mungkin pilot akan bosan.

Akan tetapi, bila pemandangan yang dilihat adalah aurora dan sejenisnya, ia mengakui itu lebih dari menakjubkan dan tidak bosan-bosan melihatnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru