Seiring kecanggihan teknologi, banyak pesawat modern saat ini melakukan pendaratan secara otomatis (autopilot/autoland). Penumpang tentu saja tidak dibertahu apakah pesawat yang ditumpanginya melakukan pendaratan autopilot atau tidak. Tetapi, dari sisi pilot, sebetulnya apakah pendaratan autopilot lebih sulit atau lebih mulus dibanding pendaratan secara manual?
Baca juga: Ternyata Kebanyakan Pesawat Saat Ini Mendarat Otomatis (Autoland)
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui, pendaratan mulus (soft landing) dan pendaratan keras (hard landing) tidak bisa dilihat sebagai positif dan negatif. Sebab, keduanya dibutuhkan.
Dalam kondisi normal, soft landing memang menjadi idaman bagi setiap pilot, bukan hanya penumpang. Bahkan, sudah menjadi sebuah keharusan dan keniscayaan untuk melakukan pendaratan halus dalam kondisi tersebut.
Sebaliknya, dalam kondisi tidak normal, seperti hujan deras, angin kencang, dingin, bersalju, atau sejenisnya, soft landing belum tentu menjadi sebuah keharusan. Bahkan sebaliknya, hard landing yang masih dalam batas aman dibutuhkan guna menghindari hilangnya gesekan antara ban dengan permukaan runway.
Sebab, bila gesekan antara keduanya hilang, maka pesawat akan mengalami hydroplaning atau selip ban dan menyebabkan proses pengereman menjadi sangat tidak maksimal. Singkatnya, dalam kondisi tersebut, hard landing berarti positive landing.
Sayangnya, hard landing tidak bisa diatur dalam pendaratan autopilot. Sebab, pendaratan autopilot, dalam kondisi normal, sudah hampir dapat dipastikan membawa pesawat mendarat dengan mulus dan tentu saja mudah.
Menurut Mark Benton, kapten pilot United Airlines, pendaratan autopilot atau autoland sangat mulus sampai-sampai ia tidak mengetahui bahwa pesawat sudah touchdown atau belum. Dari pengalamannya selama ini, melakukan pendaratan autopilot, pendaratan manual, dan pendaratan hard landing, ia menyebut pendaratan autopilot adalah cara terbaik kecuali bagi pilot-pilot berkemampuan tinggi.
Lebih lanjut, ia bercerita, dalam suatu penerbangan yang mana itu adalah penerbangan terakhirnya bersama Boeing 777 sebelum pindah ke Boeing 787, ia bertekad untuk melakukan pendaratan manual dan itu didukung penuh oleh kopilot.
Namun, seiring waktu, cuaca di bandara tujuan terus memburuk dan ia sempat ragu untuk tetap melakukan pendaratan manual. Tanpa bilang ke kopilot, Mark memilih melakukan pendaratan autopilot dan hasilnya pesawat sukses mendarat dengan mulus.\
Baca juga: Perusahaan Amerika Siap Perkenalkan Pesawat Bersistem Autoland
Usai mendarat dan keluar dari pesawat, kopilot mengatakan padanya bahwa itu adalah pendaratan paling mulus sepanjang terbang bersamanya. Kesaksian tersebut sekaligus menjawab pertanyaan di awal, bahwa pendaratan dengan fitur autoland atau pendaratan otomatis lebih mudah dan mulus dibanding pendaratan secara manual.
Selain hanya tinggal mengaktifkan atau menekan tombol autoland dengan syarat tiga fitur autopilot aktif dan semua indikator di kokpit berfungsi baik, fitur autoland juga memudahkan pilot karena pasca touchdown atau roda pendaratan menyentuh aspal, itu dilanjutkan dengan fitur autobrake atau pengereman otomatis yang satu kesatuan dengan fitur autoland.