Terkait bahan bakar, pesawat dan kendaraan di darat seperti mobil dan motor memiliki kesamaan. Bukan sama-sama menggunakan bahan bakar yang sama melainkan bahan bakarnya berasal dari sumber yang sama, minyak mentah. Meski berasal dari sumber yang sama, pada akhirnya apakah harga bahan bakar pesawat sama bervariasi dengan harga bahan bakar motor-mobil?
Baca juga: Mengenal Dua Jenis Bahan Bakar Pesawat: Avgas Vs Avtur, Apa Bedanya?
Layaknya kendaraan di darat, pesawat juga mempunyai beberapa varian bahan bakar. Bahan bakar tersebut dibedakan dari nilai oktannya, untuk menyesuaikan kinerja pesawat itu sendiri, entah diajak menempuh kecepatan supersonik atau kecepatan jelajah (standar kecepatan pesawat pada umumnya). Oktan yang lebih tinggi umumnya dipakai pesawat supersonik.
Sejauh ini, tercatat ada dua bahan bakar pesawat yang digunakan oleh pesawat komersial maupun militer pada umumnya, yakni Avgas atau aviation gas dan Jet A1 atau yang dikenal juga dengan aviation turbine fuel (Avtur).
Sebetulnya ada jenis lainnya, melengkapi total tiga jenis bahan bakar pesawat, Avtag, Avcat, jet propellant thermally stable (JPTS). Hanya saja, bahan bakar tersebut umum di beberapa negara tertentu saja, dalam hal ini negara maju, tidak di seluruh negara di dunia.
Avgas atau biasa juga dikenal dengan sebutan bensol memiliki kadar oktan beragam, seperti bensol biru 102 (Avgas UL91) dan bensol hijau 104 (Avgas 100LL). Jenis bahan bakar yang juga digunakan oleh motor balap ini pada umumnya digunakan oleh pesawat propeller atau mesin piston, seperti pesawat latih dan pesawat aerobatik.
Di antara Avgas dan Avtur, juga terdapat bahan bakar pesawat jenis aviation kerosine yang biasanya dipakai oleh pesawat bermesin turbin. Mesin turbin tentu berbeda dengan mesin jet. Mesin jet, pada umumnya menggunakan turbin sehingga disebut mesin jet turbin atau turbojet atau dikenal juga sebagai turbofan dan turboshaft.
Sedangkan mesin turbin adalah perangkat putar yang digerakkan oleh fluida. Singkatnya, mesin jet biasanya mesin turbin, tetapi mesin turbin umumnya bukan mesin jet. Jadi ada perbedaan mencolok di antara keduanya. Hal ini penting dicatat mengingat seringkali dilabeli sama, padahal keduanya berbeda.
Kedua bahan bakar tersebut (Avgas dan aviation kerosine) mempunyai sifat titik didih yang berbeda. Avgas merupakan oplosan minyak tanah dengan hidrokarbon cair yang kisarannya antara 32 hingga 220 derajat celsius. Sementara itu, aviation kerosine berada pada derajat yang lebih tinggi, yakni antara 144 hingga 252 derajat celsius.
Di atas keduanya (Avgas dan aviation kerosine) ada Avtur sebagai bahan bakar yang paling banyak dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Avtur adalah bahan bakar dari fraksi minyak tanah yang dirancang khusus untuk bahan bakar pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin atau mesin yang memiliki ruang pembakaran eksternal (External Combustion Engine).
Kinerja Avtur yang paling utama ditentukan oleh karakteristik kebersihannya, pembakaran, dan performanya pada temperatur rendah. Hal itu pulalah keunggulan Avtur atau Jet A1 dibanding Avgas. Menurut penelitian terdahulu, akhirnya ditetapkan bahwa titik beku maksimum pada suhu -47°C dan titik nyala minimum pada duhu 38°C.
Selain Avgas, aviation kerosine, dan Avtur, ada juga bahan bakar JET F-34 yang biasa dipakai oleh pesawat jet militer dan helikopter.
Baca juga: Berapa Minimum Bahan Bakar yang Dibawa Pesawat dalam Sekali Terbang?
Dilansir Simple Flying, seluruh jenis bahan bakar pesawat tersebut (Avgas, aviation kerosine, Avtur, dan JET F-34) harganya cenderung minim fluktuatif ketimbang bahan bakar kendaraan darat. Itu karena harga bahan bakar pesawat terpengaruh oleh musim sedangkan harga bahan bakar motor-mobil dipengaruhi oleh demand.
Maskapai biasanya melakukan lindung nilai agar tak terlalu rugi dengan kenaikan harga bahan bakar. Lindung nilai sendiri yaitu maskapai membeli harga bahan bakar dengan harga saat itu sebanyak kebutuhan di masa mendatang ketika harga bahan bakar melonjak naik.