Ada begitu banyak hal-hal tak terduga dalam sebuah penerbangan. Saat itu terjadi, pilot biasanya akan menyatakan keadaan darurat dan meminta izin ATC mendarat di bandara terdekat. Namun, apa yang terjadi bila pilot sudah menyatakan keadaan darurat (declared emergency) dan ternyata itu salah? Apa konsekuensinya bagi pilot?
Baca juga: Kena ‘Serangan’ Laser, Pesawat Boeing 787 Virgin Atlantic Mendarat Darurat
Sebelum memulai penerbangan, pilot dan kopilot biasanya akan bertemu untuk membahas berbagai hal, seperti rute yang dilalui, bahan bakar minimum (bergantung pada jumlah awak, penumpang, kargo, cuaca, dan kemungkinan rintangan selama penerbangan), informasi cuaca, dan informasi bandara tujuan serta bandara yang dilalui sepanjang perjalanan.
Semua itu menjadi kewajiban pilot sebelum memulai penerbangan dan memegang peran vital terhadap keselamatan dan keamanan penerbangan. Karena itu, saat terjadi keadaan darurat, segalanya sudah terencana.
Keadaan darurat bisa berupa apa saja. Intinya hal-hal yang tidak normal atau tidak biasa dalam penerbangan. Bisa juga hal-hal yang mengganggu atau mengancam keselamatan dan keamanan penerbangan.
Menurut mantan kapten pilot MD-11, William R. Levin, pilot biasanya menyatakan keadaan darurat di beberapa kondisi. Pengalamannya selama terbang, ia pernah menyatakan keadaan darurat lantaran adanya penumpang yang mengalami keadaan darurat medis.
Sebelum dinyatakan darurat, pramugari/pramugara terlebih dahulu diminta pilot untuk menanyakan apakah ada dokter di antara penumpang. Bila ada, dokter akan menanganinya terlebih dahulu. Rekomendasi dari dokter kemudian digunakan untuk menyatakan keadaan darurat atau tidak.
Apabila penumpang dinyatakan meninggal, maka penerbangan akan dilanjutkan. Bila tidak dan membutuhkan penanganan medis, maka pilot akan menyatakan keadaan darurat. Itulah yang dialami Levin.
Selain itu, ia juga pernah menyatakan keadaan darurat akibat kontrol penerbangan atau kerusakan mesin.
Baca juga: Gegara Penumpang ‘Betah’ di Toilet, Pesawat Ini Terpaksa Mendarat Darurat
Akan tetapi, menurutnya, pilot yang nakal mungkin saja menggunakan prosedur keadaan darurat untuk kepentingannya sendiri. Di bandara sibuk dan di jam sibuk, antrean mendarat di bandara bisa sangat panjang. Pernah mencapai 15 pesawat yang antre mendarat.
Pilot yang ingin menang sendiri, ia mungkin akan menyatakan keadaan darurat untuk mendapatkan prioritas dari ATC dan diizinkan mendarat segera tanpa perlu mengantre. Tentu saja ini tidak dibenarkan.
Menurutnya, tidak ada formal list pilot atau sebuah penerbangan menyatakan keadaan darurat. Itu berarti, penerbangan manapun yang menyatakan itu besar kemungkinan akan dilayani meskipun tetap dibutuhkan alasan, sekalipun mungkin saja alasan tersebut dibuat-buat.
Meski begitu, di penerbangan sungguhan, pilot di beberapa penerbangan pernah melakukan kesalahan atau salah mendiagnosa sehingga salah menyatakan keadaan darurat.
Pengguna Quora, Jim Mowreader, bercerita, pernah suatu ketika penumpang mengalami sakit dada dan dianggap serangan jantung. Pilot kemudian menyatakan keadaan darurat dan pesawat mendarat.
Setelah dibawa ke rumah sakit, ternyata itu bukan serangan jantung melainkan karena salah makan. Lantas, apa yang terjadi dengan pilot? Tidak ada konsekuensi apapun. Lebih baik salah menyatakan keadaan darurat daripada tidak menyatakan keadaan darurat.
Baca juga: Jadi Kata Sakral dalam Situasi Darurat, Inilah Arti Penting Kata “Mayday”
Eks pilot USAF, David Ross, pernah bekerja sebagai petugas ATC. Suatu ketika, ia menangangi pesawat yang ingin mendarat. Namun, pilot tidak punya Instrument Flight Rules (IFR) rated. Karenanya, ia dialihkan ke bandara lain yang memungkinkan pendaratan Visual Flight Rules (VFR).
Namun, itu keputusan salah. Pesawat tak pernah sampai di bandara tujuan dan akhirnya jatuh karena kehabisan bahan bakar. Itu terjadi lantaran pilot tak menyatakan keadaan darurat. Andai pilot memberi tahu stok bahan bakar dan menyatakan keadaan darururat, ceritanya akan lain.