Tuesday, April 1, 2025
HomeHot NewsApa yang Dirasakan Penumpang Kapal Saat Tsunami? Ini Jawabannya!

Apa yang Dirasakan Penumpang Kapal Saat Tsunami? Ini Jawabannya!

Menjelang puncak arus mudik Lebaran 2025, publik sempat digemparkan dengan peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan ancaman bencana alam.

Hal ini bukan tanpa alasan, meningingat BMKG pernah mencatat sekitar 16 bencana, terutama gempa bumi dan tsunami yang terjadi selama periode Hari Raya dan musim libur; di antaranya gempa Palu, Sulteng pada Idul Fitri 2012, tsunami Selat Sunda pada Natal 2018, hingga gempa Nias pada Idul Fitri 2021.

Baca Juga: Pulau Onrust – Saksi Bisu Sejarah Maritim Jakarta

Mengutip dari laman detik.com, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai gelombang tinggi hingga 2 meter di perairan selatan Sumatera, selatan Jawa, dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, potensi banjir rob pada akhir Maret menjelang fase bulan purnama yang dapat meningkatkan pasang maksimum di wilayah pesisir.

Nah, menyoal imbauan BMKG di atas, muncul pertanyaan: “Apa yang akan dirasakan penumpang kapal saat terjadi bencana gempa atau bahkan tsunami saat berlayar?”

Untuk menjawab pertanyaan ini, sebenarnya ada 2 kondisi utama yang harus dibedakan terlebih dahulu sebelum melanjutkan pembahasan; kapal berada di laut dalam serta kapal masih ada di dekat pantai.

Jika kapal sudah berada di laut dalam atau sudah jauh dari bibir pantai, maka biasanya penumpang tidak akan merasakan guncangan yang signifikan saat terjadi tsunami. Sedangkan ketika ada gempa, kapal akan berguncang jika pusat gempa berada dekat dengan posisi kapal.

Sementara jika posisi kapal masih berada di dekat pantai, maka kemungkinan besar kapal akan mengalami guncangan tergantung pada besaran kekuatan gempa. Pun halnya jika terjadi tsunami, maka akan ada kemungkinan kapal terhempas ke bibir pantai atau bahkan daratan, tergantung seberapa besar gulungan ombak tsunaminya.

Contoh dari kapal yang terhempas ke daratan akibat tsunami adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung di Aceh pada tahun 2004 silam, di mana kapal berbobot 2.600 ton ini terseret hingga jarak 5km dari titik awal kapal bersandar. PLTD Apung inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya museum dengan nama yang sama di Aceh.

PLTD Apung: Saksi Bisu Dahsyatnya Tsunami Aceh yang Kini Menjadi Ikon Wisata

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru