Utusan dari Antonov dilaporkan telah tiba di Bandara Hostomel untuk mengecek kondisi terkini pesawat komersial terbesar di dunia, Antonov An-225 Mriya. Sejauh ini belum ada laporan resmi seberapa hancur pesawat tersebut. Pesawat tersebut diprediksi masih bisa diperbaiki dengan biaya sebesar US$3 miliar atau sekitar Rp43 triliun selama lima tahun. Biaya perbaikan diklaim Ukraina ditanggung pihak Rusia.
Baca juga: Seandainya ‘Dengarkan’ Peringatan NATO, Antonov An-225 Mryia Seharusnya Bisa Diselamatkan
Sejak perang Rusia dan Ukraina pecah pada tanggal 24 Februari 2022 lalu, keberadaan Antonov An-225 Mriya memang sangat dikhwatirkan. Kekhwatiran semakin menjadi saat Rusia mulai merangsek masuk menuju Kiev melalui Belarusia di utara. Ini mau tak mau akan melewati Bandara Hostomel tempat An-225 Mriya.
Benar saja, pasukan Rusia terus merangsek pusat kota Kiev dan berupaya merebut Bandara Hostomel, yang terletak tak jauh dari pusat kota. Meski pasukan Ukraina berhasil memberikan pertempuran sengit, namun pada akhirnya pasukan Rusia berhasil merebut bandara tersebut.
Sekitar tanggal 24 Februari, Antonov An-225 Mriya sempat dilaporkan hancur. Namun, hal itu cepat-cepat dibantah oleh Dmitry Antonov, kepala pilot Antonov Airlines. Lewat postingan di Facebook pribadinya, ia memastikan pesawat tersebut aman dan tak ada kerusakan apapun Bandara Hostomel atau Gostomel Airport berada di bawah kendali Rusia.
Baca juga: Dikabarkan Hancur di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Antonov An-225 Mriya Aman! Tapi Dikuasai Rusia
Pada 27 Februari, Antonov An-225 Mriya dikonfirmasi hancur. Informasi ini diungkap langsung oleh Menteri Luar Negeri Ukraina dan diamini oleh Antonov Airlines selaku pemilik. Meski begitu, Antonov Airlines belum bisa memastikan seberapa hancur pesawat terbesar di dunia tersebut.
“Ini adalah pesawat terbesar di dunia, AN-225 ‘Mriya’ (‘Mimpi’ dalam bahasa Ukraina). Rusia mungkin telah menghancurkan ‘Mriya’ kami. Tapi mereka tidak akan pernah bisa menghancurkan impian kita tentang negara Eropa yang kuat, bebas dan demokratis. Kami akan menang!” kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, dalam cuitannya 27 Februari lalu.
Konfirmasi visual pertama, lgsg dari bandara (bkn melalui citra satelit) yang memastikan pesawat Antonov An-225 Mriya hancur gegara dibombardir pasukan Rusia di bawah pimpinan Putin. #Rusia #RussianUkrainianWar #RussiaUkraine #An225Mriya pic.twitter.com/0c8zZb1ad8
— KabarPenumpang.com (@kabarpenumpang) March 4, 2022
Akan tetapi, pada 3 Maret, avgeeks di seluruh dunia sempat mendapat angin segar dimana citra satelit menunjukkan ekor An-225 Mriya masih utuh dan sedikit keluar dari hanggar. Namun, sehari setelahnya, konfirmasi visual pertama di lokasi kejadian oleh jurnalis Ukraina mengubur semua harapan itu. Antonov An-225 Mriya dipastikan hancur.
Namun, karena pasukan Rusia masih menguasai bandara tersebut, pihak Antonov belum bisa mengecek secara langsung tingkat kerusakannya. Barulah pada 14 April lalu, pasca mundurnya pasukan Rusia di awal bulan ini, mereka bisa mengceknya.
Dalam laman Twitter resminya, inspeksi tersebut dilakukan bersama perusahaan pertahanan Ukraina Ukroboronprom. Hasil inspeksi belum diumumkan sampai berita ini ditulis. Namun, sebelumnya, Ukroboronprom menilai butuh biaya sekitar Rp43 triliun dengan masa perbaikan sekitar lima tahun. Semua biaya itu ditanggung oleh pihak Rusia.
Andai pesawat An-225 Mriya hancur total dan tak bisa diperbaiki, harapan muncul pada pesawat An-225 Mriya kedua yang belum selesai dibangun. Meski berada di bandara yang sama, pesawat kedua dilaporkan selamat dari serangan.
On April 14, 2022 a meeting of representatives of the @ukroboronprom and #ANTONOV was held to inspect and preliminary estimate the state of the "#Kyiv-Antonov-2" airport, its infrastructure and aircraft, which stayed at the airfield's territory during the russian occupation. pic.twitter.com/uY7q7wULPv
— ANTONOV Company 🇺🇦 (@AntonovCompany) April 14, 2022