Target pemerintah dalam kunjungan wisatawan mancanegara hingga 2019 mendatang adalah 20 juta orang. Dengan adanya target ini, PT Angkasa Pura I (AP I) bersama dengan pemerintah dan pemegang kepentingan industri pariwisata daerah melakukan Collaborative Destination Development (CDD) sejak 2015 lalu.
Baca juga: PT Angkasa Pura I Lakukan Topping Off Terminal Apung Bandara Ahmad Yani
Salah satu yang di ajak serius dalam mengembangkan industri pariwisata ini adalah kota Solo. Dimana Bandara Adi Soemarmo menjadi pintu masuk penerbangan internasional untuk daerah Solo dan sekitarnya.
“CDD bertujuan untuk mendukung pengembangan potensi pariwisata daerah di kawasan tengah dan timur Indonesia, sehingga sektor pariwisata dapat dijadikan sebagai motor pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy W. Suradji yang dikutip KabarPenumpang.om melalui siaran pers (28/2/2018).
Dia mengatakan pada tahun 2025 mendatang, ditargetkan 3,5 juta wisatawan datang ke Solo Raya dengan pembagian tiga juta orang wisatawan lokal dan 500 wisatawan mancanegara. Untuk mendukung ini, AP I menggelar rangkaian kegiatan CDD Solo Raya dengan berberapa fase.
Fase pertama pada November 2015 lalu yang menciptakan awareness terhadap pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan industri pariwisata Solo Raya. Fase kedua tahun 2017 lalu dengan adanya inisiasi pembuatan integrated travel dan tourism masterplan Solo Raya.
Untuk fase ketiga pada tahun 2018 ini, AP I bersama pemegang kepentingan industri akan fokus dalam pengembangan infrastruktur termasuk infrastruktur bandara, pengembangan SDM, destinasi dan aktivitas pemasaran wilayah. Devy menambahkan, dalam pengembangan infrastruktur penunjang pariwisata 2018, AP I melakukan beautifikasi terminal penumpang yang ditargetkan selesai pada akhir Februari 2018 ini.
Selain itu juga pembangunan Kereta Api Bandara yang ditargetkan selesai Juli 2018, perluasan apron 148,5 meter persegi dengan target selesai November 2018 dan perluasan terminal penumpang 13 ribu meter persegi pada awal 2019 mendatang. Tak hanya itu, upaya pemasaran juga dilakukan AP I untuk menarik perhatian wisatawan agar mau datang ke Solo Raya dengan mengadakan kegiatan Airport Running Series (ARS) tahun 2015 dan fashion show Hari Batik pada September 2016 lalu.
Sementara itu, untuk menarik maskapai agar mau membuka atau menambah rute ke Solo yaitu dengan mengikuti event Asia Routes 2017 di Okinawa Jepang dan pemberian insentif bagi maskapai yang membuka rute baru atau menambah jumlah penerbangan. Sebagai informasi, CDD 2017 menghasilkan beberapa rekomendasi seperti kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam meningkatkan promosi yang lebih gencar untuk memasarkan Solo Raya sehingga maskapai yang sudah membuka rute-rute penerbangan baru ke bandara Adi Soemarmo dapat bertahan, menciptakan inovasi berupa pengembangan spot baru atau main attraction di Solo Raya sehingga dapat menarik wisatawan, membuat convention center berskala internasional untuk menampung berbagai event besar, kolaborasi dalam penyediaan infrastruktur akses jalan yang memadai dari bandara ke daerah-daerah wisata di Solo Raya.
Hasil rekomendasi dari CDD 2017 lainnya yaitu meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dalam upaya pengembangan pariwisata daerah, pengelolaan pariwisata Solo Raya di bawah satu badan khusus agar tidak ada lagi ego sektoral, usulan agar Walikota Solo mengumpulkan seluruh stakeholder untuk membentuk rapat koordinasi “Collaborative Tourism Project” guna membahas upaya pembukaan penerbangan dari luar negeri ke Solo. Sebagai informasi, trafik penumpang di Bandara Adi Soemarmo Solo pada 2017 mencapai 2,7 juta penumpang, naik 27 persen dibanding trafik penumpang pada 2016 yang sebesar 2,1 juta orang.
Baca juga: Masterplan Pariwisata Terintegrasi Solo Raya di Inisiasi oleh PT Aggkasa Pura I
Tingkat pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi dibanding bandara-bandara lainnya yang dikelola oleh Angkasa Pura I.
“Melihat pertumbuhan penumpang beberapa tahun terakhir dan potensi ke depan, diharapkan dengan kolaborasi yang baik antara operator bandara, maskapai penerbangan, agen wisata, dan terutama pemerintah daerah, diharapkan pengembangan industri pariwisata Solo Raya akan terakselerasi lebih cepat sehingga berdampak positif terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Solo Raya,” kata Devy.