Monday, March 31, 2025
HomeDaratAnalisis Ilmiah Berbalut Nuansa Mistis Warnai Rentetan Kecelakaan di Stasiun Cipeundeuy

Analisis Ilmiah Berbalut Nuansa Mistis Warnai Rentetan Kecelakaan di Stasiun Cipeundeuy

Bagi Anda yang sering menggunakan kereta untuk bertolak menuju Tasikmalaya dari Bandung maupun  rute sebaliknya, tentu Anda sudah tidak asing dengan nama stasiun yang terletak di Cikarag, Malangbong, Garut ini. Stasiun yang terletak di ketinggian +772 meter ini masuk ke dalam teritorial Daerah Operasi (Daop) II Bandung. Adapun nama stasiun ini sendiri diambil dari nama kampung dimana stasiun ini berdiri. Ya, Stasiun Cipeundeuy.

Baca Juga: Tidak Hanya Nama Pelawak, “Indro” Ternyata Juga Nama Stasiun!

Tidak bisa dipungkiri, stasiun yang didirikan sekitar tahun 1893 oleh Pemerintah Kolonial Belanda ini kerap dikait-kaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis, mengingat umur stasiun yang sudah lebih dari satu abad. Ditambah lagi stasiun ini merupakan titik pemberhentian bagi semua kereta yang  hendak bertolak dari dan ke Stasiun Bandung untuk dilakukan pengecekan blok rem. Tidak jarang, hal yang berkaitan dengan kelancaran pengoperasian kereta ini kerap kali dikait-kaitkan dengan hal-hal di luar nalar.

Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, stasiun dengan kode CPD ini memiliki tiga jalur dengan jalur satu sebagai sepur lurus. Pemberlakuan aturan pengecekan blok rem di stasiun ini sudah dilakukan bahkan sejak  jaman  Belanda, lantaran medan yang harus ditempuh lokomotif sebelum dan sesudah stasiun ini bisa dibilang cukup sulit.

Bahkan seorang ahli geologi Belanda, Van Bemmelen dalam bukunya, The Geology of Indonesia (1949) menyebutkan bahwa Bumi Pasundan bagian Selatan merupakan daerah yang dipenuhi oleh pegunungan vulkanik, sehingga tidak heran jika jalur yang harus dihadapi oleh kereta berkelok-kelok dengan ketinggian yang tidak konstan.

Kondisi medan seperti inilah yang memicu beragam kecelakaan terjadi. Mulai dari anjlok, hingga gerbong yang terpelanting karena kereta kehilangan fungsi remnya. Namun kembali kepada poin pembahasan di atas, hal seperti kerap kali dihubung-hubungkan dengan hal mistis yang seolah menambah kesan angker di Stasiun Cipeundeuy ini.

Kuatnya kepercayaan warga akan hal berbau mistis lalu melatarbelakangi perubahan beberapa nama stasiun yang ada di jalur selatan ini, karena mereka beranggapan bahwa nama-nama stasiun tersebut membawa petaka bagi kereta yang melintas. Sebut saja Stasiun Malangbong yang berubah menjadi Stasiun Bumi Waluya, dan Stasiun Torowek yang berubah menjadi Stasiun Cirahayu.

Saking tingginya kepercayaan warga akan hal ghoib tersebut, sekitar tahun 1960-an, sesepuh kampung setempat menganjurkan ritual penyembelihan kerbau bule di sekitar lokasi, yang disertai dengan ruatan wayang golek.

Baca Juga: Lampegan, Terowongan Tertua di Indonesia, Abadikan Misteri Nyi Ronggeng

Menilik kisah mistis yang menyelimuti Stasiun Cipeundeuy dan sekitarnya, warga sekitar percaya bahwa sepanjang jalur ini dikuasai oleh sebangsa Jin yang diyakini bernama ‘Haji Kewoh’. Warga sekitar mengamini bahwa Haji Kewoh inilah yang menjadi biang keladi di balik sejumlah kecelakaan kereta yang terjadi di sepanjang jalur ini.

Terlepas dari kisah mistis yang menyelimuti stasiun tua ini, selalu ada penjelasan ilmiah di baliknya. Jadi, kisah mana yang Anda percaya?

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru