Flag carrier Italia, Alitalia, dikabarkan tengah mengkaji ulang keanggotaan SkyTeam. Keputusan tersebut merupakan bagian dari perombakan besar-besaran perusahaan pasca mendapatkan bos (investor) baru. Saat ini, maskapai yang sudah tidak ‘sehat’ sebelum wabah Covid-19 merebak itu tengah memasuki periode transisi dan untuk sementara waktu dipegang langsung oleh pemerintah. Diharapkan, proses transisi akan segera selesai dan wajah baru Alitalia dapat mengudara pada awal Juni mendatang.
Baca juga: Tiga Aliansi Maskapai Global Desak Pemerintah di Seluruh Dunia Cari Cara Agar Maskapai Tak Bangkrut
Dikutip dari Simple Flying, Alitalia diketahui mulai bergabung dengan SkyTeam, aliansi maskapai termuda dibanding dua aliansi lainnya, OneWorld dan Star Alliance, sejak tahun 2001 silam, tak lama setelah maskapai asal Republik Ceko, CSA Czech Airlines bergabung. Sejak saat itu, Alitalia mulai membangun jaringan Eropa-nya bersama CSA, Air France, dan KLM di bawah panji bendera SkyTeam.
Namun, rupanya, asam garam yang sudah banyak dilalui bersama SkyTeam tak jadi halangan pemilik baru untuk mengevaluasi keanggotannya. Bahkan, menurut media di Italia, kabar tersebut sudah hampir pasti akan terjadi, selain kabar lainnya terkait jumlah pesawat baru yang akan dioperasikan pada Juni mendatang, yakni hanya sebanyak 90 pesawat, dibanding kepemilikan saat ini 113 pesawat.
“Antitrust transatlantik berakhir pada 21 Mei, yaitu periode di mana tidak ada lagi codesharing dengan Delta dan maskapai SkyTeam (jika tak diperpanjang),” kata Menteri Pembangunan Ekonomi Italia, Stefano Patuanelli kepada wartawan saat ditanya terkait rencana evaluasi keanggotaan SkyTeam.
“Dalam situasi seperti sekarang ini, dengan melihat kondisi pasar, keluar dari keanggotaan (SkyTeam) tidak lagi menjadi masalah yang begitu menentukan (untuk masa depan bisnis) dan hal ini akan menjadi catatan para petinggi maskapai,” tambahnya.
Bila Alitalia benar memberanikan diri untuk mengakhiri keanggotaan SkyTeam, maka maskapai akan dihadapkan dengan beberapa konsekuensi. Salah satunya terkait codesharing. Delta Airlines, salah satu anggota SkyTeam, tidak akan lagi menjual tiket Alitalia di pasar Amerika. Begitupun juga sebaliknya, Alitalia akan menyetop menjual tiket Delta di pasar Italia.
Konsekuensi lainnya yang mungkin dihadapi Alitalia (baru) bisa jadi berkenaan langsung dengan penumpang. Selama ini, para penumpang bisa mendapatkan beberapa manfaat dari keanggotaan Alitalia di SkyTeam, semisal akses lounge yang lebih variatif, flight credit, dan status recognition dari maskapai lainnya sesama anggota.
Namun, tetap bergabung dengan aliansi bukan tanpa cacat. Selain terus-menerus mendapat tagihan sejumlah uang yang tak sedikit (selama menjadi anggota aliansi) dan lebih besar nominalnya dibanding manfaat yang didapat, Alitalia juga harus menampung award tickets dari maskapai lain sesama anggota. Awards tickets tersebut didapat penumpang dengan menukarkan miles dan poin mereka untuk bisa terbang dengan maskapai yang tidak pernah mereka beli tiketnya. Aneh, bukan?
Meski pun demikian, mengingat pentingnya beraliansi atau membangun jaringan, Alitalia pun berinisiatif untuk mencari dukungan dari aliansi lain. Sejauh ini, maskapai kenamaan Jerman, Lufthansa, santer dihubungkan kembali dengan Alitalia. Pasalnya, mereka memang pernah berencana untuk berinvenstasi di maskapai tersebut sebelum akhirnya kandas dan memutuskan untuk melanjutkan proyek strategis mereka.
Baca juga: Alitalia, Meski Sempat Terseok-seok, Inilah Maskapai Kebanggaan Negeri Pizza
Sekalipun Alitalia (baru) akan membukan diri untuk Lufthansa, begitupun juga sebaliknya, nampaknya skenario tersebut akan berjalan mulus. Sejauh ini, sinyal dukungan dari partai politik M5S bisa menjadi acuan pemilik baru untuk melanjutkan komunikasi dengan Luftahnsa.
Keluarnya Alitalia dari keanggotaan SkyTeam (jika benar terwujud) tentu akan menambah catatan maskapai yang keluar dari SkyTeam maupun aliansi lainnya dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya, China Southern dan Air Europa telah lebih dahulu memutuskan cabut dari SkyTeam. Begitu juga dengan LATAM yang memutuskan hengkang dari OneWorld.