Cathay Pacific bakal melakukan PHK besar-besaran terhadap para pilot. Hal itu terjadi menyusul penutupan basis pilot mereka di hampir seluruh dunia, meliputi Eropa, Amerika Serikat (AS), Australia, Selandia Baru, dan Kanada.
Baca juga: Polemik PHK Pilot Usai! Inilah Delapan Cara British Airways Capai Win-Win Solution
Dilansir South China Morning Post, PHK besar-besaran terhadap pilot dilakukan sebagai bagian dari tinjauan operasional pilot di luar negeri. Dalam waktu dekat, pilot-pilot Cathay Pacific di Kanada dipastikan terkena PHK terlebih dahulu. Tak lama setelahnya, basis pilot di Australia dan Selandia Baru juga akan ditutup dan seluruhnya dipecat.
Sedangkan untuk basis pilot di Eropa dan AS masih sedikit beruntung, dimana Cathay Pacific akan mengevaluasinya sampai akhir tahun ini. Bila dirasa merugikan, bukan tak mungkin basis pilot-pilotnya di sana juga akan ditutup dan seluruhnya di-PHK.
Persiapan ‘tsunami’ PHK Pilot Cathay juga sudah berjalan. Di Eropa dan AS, gaji pilot-pilot Cathay sudah dipangkas sampai setengahnya. Sedangkan di Kanada, gajinya dipotong hingga menyisakan dua pertiga. Itu masih lebih baik dibanding nasib para pilot Cathay di Australia yang belum digaji sejak beberapa bulan.
Walaupun begitu, perusahaan tetap akan membuka ruang dialog sebelum mem-PHK pilot-pilotnya di wilayah-wilayah tersebut. Itu dilakukan agar hak-hak pilot bisa tetap diakomodir perusahaan tanpa adanya kisruh yang menyertai keputusan.
Deborah McConnochie, manajer umum Cathay untuk aircrew, menyebut, kendati PHK pilot baru merambah Kanada, namun itu tidak bisa dianggap enteng. Ini menjadi sinyal kuat perusahaan terhadap kondisi keuangan yang tidak sehat, performa yang buruk akibat penerbangan penumpang sepi, dan PHK pilot Cathay di wilayah lainnya.
“Covid-19 terus berdampak buruk pada industri kami dan maskapai penerbangan kami. Menyusul rekor kerugian pada tahun 2020, semua tindakan penyimpanan kas perusahaan terus berlanjut. Jelas bahwa kami harus terus meninjau semua area bisnis untuk memastikan kami muncul secara kompetitif dari krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya ini,” jelasnya.
Cathay Pacific memang tengah terseok-seok saat ini. Bagaimana tidak, kapasitas penumpang maskapai yang mengandalkan rute internasional dan tidak mempunyai pangsa pasar domestik ini, dikabarkan anjlok sampai 94 Persen sepanjang Maret 2021 dibanding Maret 2020.
Tidak hanya itu, dibanding Februari 2021, jumlah kapasitas kursi sepanjang Maret 2021 lalu juga jauh menurun hampir 50 persen. Rata-rata pesawat hanya mengangkut 598 penumpang per hari di bulan Maret, menurun dari rata-rata di bulan Februari mencapai 755 penumpang per hari.
Baca juga: Kasihan, Gegara Karantina Kejam di Hong Kong, Jumlah Penumpang Cathay Pacific Turun 94 Persen
Penurunan hampir terjadi di seluruh jaringan Cathay Pacific yang dulunya sangat perkasa. Kapasitas ke Amerika Utara turun 83,9 persen pada Maret 2021 dibandingkan dengan Maret sebelumnya. Kapasitas ke Eropa turun 95,8 persen. Kapasitas ke Pasifik Barat Daya turun 96,8 persen. Semua penerbangan ke Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah tetap ditangguhkan atau turun 100 persen.
Kapasitas ke Asia Tenggara Maret ini turun 89,5 persen dibandingkan Maret 2020. Kapasitas ke Asia Utara turun 77,9 persen. Kapasitas ke daratan Cina yang jadi andalan selama bertahun-tahun juga turun 39,9 persen.