Alaska Airlines resmi menjadi maskapai Amerika Serikat (AS) pertama yang tinggalkan gelas plastik di seluruh rute penerbangan. Maskapai setidaknya menghilangkan 2,2 juta pon plastik atau benda padat yang pada produksinya menggunakan energi fosil; termasuk menghilangkan 55 juta gelas plastik yang setara dengan berat 24 Boeing 737.
Sebagai gantinya, maskapai menggunakan gelas kertas bersertifikasi Forest Stewardship Council (FSC) di kabin utama. Di kursi first class, plastik digantikan dengan gelas dan mug yang dapat digunakan kembali.
Capaian Alaska Airlines menjadi maskapai pertama yang tinggalkan gelas plastik di pesawat dimulai pada tahun 2018. Ketika itu, maskapai tidak lagi menggunakan sedotan plastik sekali pakai. Ini adalah langkah lanjutan setelah di tahun 2017 menggunakan kaleng alumunium untuk sajian jus dan bir di pesawat.
Di akhir tahun 2021, Alaska Airlines mengklaim berhasil membuat armada Boeing 737 dan Airbus A320-nya lebih ringan. Bukan datang dari perubahan besar-besaran terhadap pesawat, karena itu mahal, melainkan mengganti botol, gelas, dan wadah plastik di pesawat dengan bahan-bahan daur ulang.
Selain berkontribusi mengurangi produksi sampah plastik, maskapai juga berkontribusi mengurangi emisi karbon. Bobot pesawat yang lebih ringan berarti mesin juga demikian dan membakar bahan bakar lebih sedikit dari biasanya.
Alaska Airlines diketahui menggandeng Boxed Water, yang terkenal eksis memproduksi gelas dan wadah dari kertas daur ulang, menjadikannya sebagai yang pertama di AS.
Pada prosesnya, itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Maskapai melakukan penelitian panjang terkait rasa, ketahanan makanan, dan tentu saja dari sisi kesehatan serta disempurnakan dengan feed back dari penumpang.
“Masalah terbesar yang kami alami adalah plastik sekali pakai. Bahkan jika Anda memiliki program daur ulang terbaik, persentase dari plastik itu akan berakhir di tempat pembuangan sampah dan bahkan ke laut. Berbasis di Pantai Barat, kehidupan laut dan keberlanjutan sangat penting bagi kami,” kata manager of guest products Alaska Airlines, Todd Traynor-Corey.
Tak berhenti sampai di situ, maskapai yang sudah berkomitmen mencapai netral karbon atau bebas emisi pada tahun 2040 tersebut juga berinovasi dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI). Teknologi itu disebut sebagai Flyways, berfungsi untuk menyarankan rute yang lebih cepat, lebih lancar, dan lebih sedikit menghabiskan bahan bakar ke lokasi tujuan.
“Flyways mungkin adalah hal paling menarik yang pernah saya temui dalam teknologi penerbangan sejak saya bergelut di bidang ini,” kata Pasha Saleh, head of corporate development Alaska Airlines.
Baca juga: Singapore Airlines Luncurkan Tempat dan Alat Makan Ramah Lingkungan dari Kertas dan Bambu
Alaska Airlines juga telah mendorong penumpang untuk membawa botol air minum atau tumblr sendiri agar diisi sebelum penerbangan dimulai. Ini dipromosikan dengan tagar #FillBeforeYouFly.
Limbah plastik dari maskapai diprediksi IATA akan terus meningkat menjadi 10 juta ton per tahun pada tahun 2030 mendatang. Demikian dilansir Simple Flying.