SpaceX milik Elon Musk sedang menguji terminal internet satelit Starlink untuk sistem kontrol lalu lintas udara atau Air Traffic Control (ATC) di AS. Pengujian ini dimaksudkan untuk mempercepat modernisasi infrastruktur teknologi Federal Aviation Administration (FAA). Dalam hal ini, SpaceX dalam kontrak miliaran dolar dengan Verizon dan memasang 4.000 terminal Starlink pada infrastruktur FAA.
Musk baru-baru ini mengesahkan pengiriman 4.000 terminal Starlink ke FAA, dengan yang pertama sudah terpasang di laboratorium teknologi kontrol lalu lintas udara FAA di Atlantic City, New Jersey. Dua terminal lagi sedang diuji di lokasi terpencil di Alaska.
Idenya adalah untuk memastikan koneksi telekomunikasi yang lebih andal dan memberikan informasi cuaca yang akurat kepada pilot dan pengontrol lalu lintas udara.
Inisiatif tersebut diberi nama TDM X dan bertujuan untuk beroperasi penuh dalam waktu 12 hingga 18 bulan. Namun, terlepas dari optimisme tersebut, pertanyaan yang menggantung di udara adalah bagaimana gerakan ini memengaruhi persaingan dan kontrak yang telah ditetapkan?
Starlink adalah jaringan satelit SpaceX yang menyediakan internet berkecepatan tinggi ke seluruh dunia, termasuk daerah-daerah terpencil di AS. Seiring pertumbuhannya, teknologi tersebut telah memicu perdebatan tentang inovasi, persaingan, dan pengaruh Musk yang semakin besar di negara tersebut.
FAA telah memberikan Verizon kontrak senilai $2023 miliar pada tahun 2017 untuk memodernisasi infrastrukturnya. Kini, masuknya Starlink dapat membuat kontrak tersebut diragukan. Verizon bersikeras bahwa teknologinya penting untuk menjaga keamanan sistem, sementara Musk, dalam platform X-nya, telah secara terbuka mengkritik kinerja perusahaan tersebut, dengan mengklaim bahwa “sistem Verizon tidak berfungsi dan membahayakan para pelancong.”
Pertanyaan besarnya adalah: seberapa jauh Musk dapat memperluas pengaruhnya dalam industri penerbangan tanpa mengganggu keseimbangan pasar? Bagaimanapun, perusahaannya telah mendominasi eksplorasi ruang angkasa dan semakin terintegrasi dalam komunikasi global.
Kebutuhan akan kontrol lalu lintas udara modern telah menjadi sorotan setelah kecelakaan fatal pada Januari 2025 yang melibatkan jet regional dan helikopter militer di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan Washington. Mantan Presiden Donald Trump mengkritik teknologi kontrol lalu lintas udara, yang menyebutnya “usang.”
Menteri Perhubungan Sean Duffy baru-baru ini mengatakan Kantor Efisiensi Pemerintah Musk akan bekerja untuk “memikirkan kembali” wilayah udara negara itu. Kemitraan tersebut dapat mempercepat modernisasi, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang pengaruh Musk yang semakin besar terhadap pemerintah AS dan infrastruktur penting.
Digital Air Traffic Solutions, Saatnya Menara ATC Dikendalikan Secara Remote