Meski hubungan antara Eropa dan Rusia masih fluktuatif, tetapi, bagaimanapun juga salah satu entitas bisnis raksasa Eropa, Airbus, sangat butuh Rusia. Itu karena Rusia masih dan mungkin akan terus menjadi produsen titanium terbesar Airbus.
Baca juga: Inilah Daftar Pesawat Buatan Uni Soviet dan Rusia Terlaris
Tak ayal, dengan kondisi tersebut, Airbus rela membangun Airbus Engineering Center, atau lebih dikenal sebagai ECAR, di Moskow sejak tahun 2003 lalu. Tak sedikit dana yang dikeluarkan Airbus untuk membangun itu. Tapi itu tak ada nilainya jika dibandingkan kemudahan mendapat titanium dari Rusia.
Lagi pula, usaha patungan Airbus dan beberapa perusahaan Rusia itu, juga turut membantu memproduksi pesawat. Sejauh ini, fasilitas tersebut sudah terlibat di 120 proyek pengerjaan pesawat, meliputi program A330neo, A350-1000, A321XLR, dan A330neo.
Terlepas dari intrik politik di balik titanium yang didapat Airbus dari Rusia, sebetulnya, seberapa penting titanium untuk memproduksi pesawat?
Dilansir Simple Flying, pesawat dibuat dengan komposisi 60 persen alumunium, 15 persen baja, 10 persen logam berharga mahal seperti titanium. Kendati persentasenya tak lebih besar dibanding alumunium dan baja, tetapi, hampir di seluruh komponen pesawat mengandung titanium.
Itu mengapa, ketika purna tugas, pesawat didaur ulang, alilh-alih mangkrak di Gurun Mojave, untuk diambil berbagai barang-barang yang mengandung logam mahal dan dibuat menjadi barang berharga.
Jejak titanium Airbus dari Rusia sebetulnya sudah lama. Setidaknya itu bisa dilihat dari tahun dimana maskapai Rusia menggunakan pesawat Airbus.
Pada 1990an silam, Aeroflot resmi menggunakan pesawat Airbus pertama, A310, dalam barisan armadanya. Tentu saja, sebelum dioperasikan, pesawat juga harus mendapat sertifikasi dari regulator penerbangan sipil Rusia, menjadikannya sebagai pesawat barat pertama yang melakoni hal ini.
Sejak saat itu, sampai saat ini, sekitar 340 pesawat Airbus, seperti keluarga A350, A330, dan A320, digunakan oleh maskapai seantero Rusia.
Head of Region & Sales Eropa, Wouter Van Wersch, dalam sebuah presentasi di gelaran MAKS-2021 Airshow di Moskow, beberapa waktu lalu, blak-blakan mengatakan bahwa setengah dari titanium yang didapat Airbus untuk memproduksi pesawat datang dari Rusia. Itu setara dengan 40.000 metrik ton spons titanium per tahun.
“Dalam mesin penerbangan, paduan titanium tahan panas digunakan untuk membuat bilah, cakram, dan bagian lain untuk kipas dan kompresor mesin tingkat rendah,” kata raksasa dirgantara Rusia, Rostec.
“Sementara penggunaan komposit secara ekstensif dalam rekayasa pesawat dapat dilihat sebagai ancaman bagi bahan lain, untuk titanium, itu adalah keuntungan pasti yang berfungsi untuk mempromosikan penggunaannya di industri pesawat,” lanjutnya.
Baca juga: Maskapai dan Produsen Pesawat Rugi Besar, Produsen Cat Pesawat Justru Untung Besar
Titanium asal Rusia yang dipasok ke Airbus datang dari VSMPO-Avisma, produsen titanium terbesar di dunia.
Selain Airbus, hampir seluruh produsen pesawat ataupun perusahaan lain di industri dirgantara internasional juga mendapat kiriman titanium dari perusahaan tersebut, seperti Boeing, Embraer, Rolls-Royce, Pratt & Whitney, sampai Safran.