Mengawali hari pertama Singapore AirShow 2020, Airbus merilis prediksi kebutuhan pesawat di Asia Pasifik dalam 20 tahun, yakni 17.620 pesawat penumpang dan kargo baru yang dipicu oleh pertumbuhan lalu lintas penumpang sebanyak 5.3% per tahunnya dan dipercepat oleh pensiunnya pesawat lama yang sudah tidak efisien bahan bakar. Sebanyak 30% dari pesawat baru ini akan menggantikan model lama yang kurang efisien bahan bakar.
Baca juga: Airbus Pamer Kekuatan di Singapore AirShow 2022
Wilayah yang merupakan tempat tinggal dari 55% populasi dunia yaitu Cina, India, dan negara ekonomi berkembang (emerging economies) seperti Indonesia dan Vietnam akan menjadi penggerak utama pertumbuhan di Asia-Pasifik. PDB akan bertumbuh 3.6% per tahunnya dibandingkan dengan rata-rata global di angka 2.5% serta akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2040. Masyarakat kelas menengah yang paling mungkin untuk bepergian akan meningkat jumlahnya dari 1.1 miliar ke 3.2 miliar. Sementara itu, kecenderungan orang untuk bepergian diprediksi akan meningkat hingga tiga kali lipat pada tahun 2040.
Dari permintaan 17.620 pesawat baru, 13.660 akan berada di kategori pesawat kecil seperti keluarga pesawat A220 dan A320. Pada kategori jarak jauh dan menengah, kawasan Asia-Pasifik akan terus mendorong peningkatan permintaan hingga 42% dari permintaan global, yang dapat dirincikan menjadi 2.470 pesawat sedang dan 1.490 pesawat besar.
Lalu lintas kargo di Asia-Pasifik juga akan meningkat 3.6% per tahunnya, di atas angka global yaitu 3.1% dan akan menyebabkan peningkatan angkutan kargo udara hingga dua kali lipat di kawasan ini pada tahun 2040. Secara global, kargo ekspres yang didorong oleh e-commerce akan meningkat dengan laju yang cepat pada 4.7% per tahunnya. Secara keseluruhan, mencerminkan pertumbuhan yang kuat selama 20 tahun kedepan, akan terdapat kebutuhan atas 2.440 pesawat kargo, dan 880 di antaranya adalah pesawat baru.
“Saat ini kami melihat lalu lintas udara secara global mulai pulih. Dengan diringankannya pembatasan perjalanan, kawasan Asia-Pasifik akan kembali menjadi salah satu penggerak perjalanan udara. Kami yakin bahwa volume lalu lintas udara di kawasan ini akan menguat, dengan harapan dapat mencapai level tahun 2019 di antara tahun 2023 dan 2025 nanti,” kata Christian Scherer, Chief Commercial Officer dan Presiden dari Airbus International. “Produk kami memiliki posisi yang baik di pasar Asia-Pasifik berkat fokus pada efisiensi dan penerbangan berkelanjutan.”
Secara global, akan ada kebutuhan untuk 39.000 pesawat penumpang dan kargo baru selama 20 tahun ke depan, di mana 15.250 di antaranya datang sebagai pengganti pesawat lama. Maka dari itu, diperkirakan bahwa pesawat generasi terbaru akan mendominasi armada pesawat komersial yang beroperasi pada tahun 2040, meningkat 13% dari jumlah hari ini. Hal ini juga akan meningkatkan efisiensi karbon dari armada pesawat komersial di dunia secara keseluruhan.
Industri penerbangan global telah menjadi semakin efisien, terlihat dari berkurangnya emisi karbon per pendapatan kilometer penumpang sebanyak 53% sejak tahun 1990. Produk Airbus sendiri telah berkontribusi sebanyak 20% dari peningkatan efisiensi karbon dibandingkan pesawat generasi sebelumnya. Dengan inovasi, pengembangan produk, dan perbaikan operasional yang berjalan serta banyaknya opsi di pasaran, Airbus memiliki ambisi nyata untuk mencapai target sektor transportasi udara nol-emisi karbon pada tahun 2050.