Setelah menghentikan produksi dan semua kegiatan yang melibatkan banyak orang selama empat hari lalu atau sejak Selasa (17/3), untuk mencegah penyebaran virus corona, Airbus memutuskan masih akan terus melanjutkan penghentian sementara proses produksi di pabrik-pabrik mereka. Hal itu dilakukan untuk menjaga kesehatan para pekerjanya dari paparan Covid-19.
Baca juga: Setelah Boeing, Kini Karyawan Airbus di Spanyol Dilaporkan Positif Terinfeksi Corona
Dilansir CNBC international, dalam sebuah pernyataannya, Airbus mengatakan telah melakukan beberapa kegiatan terkait protokol kesehatan negara ataupun dunia dengan serikat pekerja untuk memastikan kesehatan dan keselamatan karyawannya, sambil tetap mengamankan kelangsungan bisnis.
Produsen pesawat patungan antara Jerman, Perancis, dan Spanyol tersebut mengkonfirmasi bahwa aktivitas produksi akan kembali dilanjutkan ketika stok atau rantai produksi mulai menipis. Di samping itu, pabrik akan kembali beraktivitas ketika situasi mulai aman. Pasalnya, hingga kini, wabah Covid-19 di Perancis ataupun di Eropa tengah meningkat tajam dengan angka kematian tinggi.
Pernyataan Airbus tersebut juga sekaligus menjawab berbagai spekulasi yang berkembang. Terlebih, European planemaker menyebut bahwa pabrik Airbus di Perancis dan Spanyol akan kembali berakvitas pada Senin hari ini setelah empat hari stop produksi.
Pernyataan tersebut tentu saja sejalan dengan fakta yang ada. Perancis dan Spanyol sejauh ini memang dikenal sebagai andalan bagi beberapa jalur perakitan pesawat sipil dan militer Airbus dan bagian-bagian manufaktur yang diperlukan untuk keberlangsungan operasional perusahaan di negara-negara lain, terutama di Inggris dan Jerman, selain juga di lokasi perakitan satelit (pendukung) di Amerika Serikat dan Cina.
Hanya saja, keputusan Airbus tersebut kemudian mendapatkan kritikan tajam dari serikat pekerja. Serikat CGT Perancis menilai langkah tersebut nantinya bukan hanya berdampak pada Airbus itu sendiri, melainkan lebih luas dari itu, mencakup seluruh rantai produksi pesawat di berbagai negara.
Jika itu terjadi, tentu akan sangat berisiko bagi Airbus untuk membangun kembali rantai pasokan yang telah rusak ketika Covid-19 benar-benar telah berakhir. Dengan demikian, jadwal pengiriman pesawat mungkin akan tertunda di saat maskapai tengah menghadapi lonjakan permintaan tajam saat industri penerbangan telah normal kembali.
Baca juga: Airbus Tiru Formasi Angsa dalam Uji Coba “Fello’Fly” untuk Menghemat Bahan Bakar
Oleh karenanya, serikat pekerja tersebut meminta Airbus untuk memberikan pilihan kepada para karyawan. Detailnya, perusahaan harus mengizinkan para karyawan untuk memutuskan sendiri, berkerja atau tidak, demi menjaga keberlangsungan bisnis. Terlebih saham Airbus SE juga telah terkoreksi turun 64 persen.
Keputusan Airbus tersebut tentu sejalan dengan pemerintah negara tersebut. Sebelumnya, sejak Selasa siang, orang-orang di Perancis telah dilarang keluar dari rumah mereka, hingga 14 hari ke depan, selain melakukan perjalanan penting dengan menandatangani dokumen yang menyatakan ke mana mereka akan pergi. Negara tersebut juga akan memberlakukan denda bagi warganya yang melanggar aturan lockdown dan protokol kesehatan seperti social distancing atau bahkan physical disctancing.