Universitas Cranfield Inggris dan Airbus Helicopters UK dilaporkan tengah mengujicoba sistem BladeSense. Sistem tersebut diklaim mampu memonitor kondisi rotor helikopter secara otomatis dan real time saat dalam penerbangan.
Baca juga: Jelang Fase Produksi, Airbus Helicopters Terbangkan Lagi Prototipe H160
Dikutip dari newatlas.com, belum jelas ujicoba tersebut diadakan kapan dan dimana, namun disebutkan, proyek yang sejatinya sudah dimulai sejak 2015 lalu tersebut diujicoba untuk pertama kalinya pada helikopter Airbus H135. Helikopter dilaporkan tidak terbang, melainkan hanya menghidupkan baling-baling rotor dengan kecepatan 400 rpm selama empat jam sambil berada di darat. Data tersebut kemudian dikirimkan secara transmisi melalui Wi-Fi ke ground station yang jaraknya agak jauh.
Teknologi tersebut menggabungkan potongan sensor serat optik yang dipasang di sepanjang setiap bilah rotor. Saat helikopter terbang, sensor-sensor tersebut mengukur tekanan yang ditempatkan pada rotor utama, bersama dengan segala perubahan yang terjadi pada bentuknya, mengingat rotor mungkin saja mengalami aus atau perubahan kondisi akibat overcapacity dan sejenisnya. Setelah itu, data kemudian diteruskan dari setiap bilah atau tail blade ke unit pemrosesan pusat, yang terletak di atas hub rotor.
Dengan sistem tersebut, bila pada kondisi nyata data menunjukkan bahwa satu atau lebih bilah hampir mengalami kegagalan teknis, pilot dan kru darat akan segera diberitahu melalui monitor di dalam kokpit (untuk pilot helikopter) dan melalui teknologi Wi-Fi (untuk kru darat). Jika masalahnya sangat parah, sistem BladeSense akan secara otomatis memicu sistem kontrol penerbangan helikopter untuk mengompensasinya, sehingga memungkinkan pesawat tetap berada di udara hingga dapat mendarat dengan aman dalam beberapa waktu.
Selain berfungsi memonitor kondisi rotor helikopter secara otomatis dan real time saat dalam penerbangan, sistem BladeSense juga dapat mempelajari perilaku baling-baling atau bilah rotor. Oleh karenanya, sistem BladeSense diklaim juga mampu membantu para perancang dan produsen helikopter menemukan desain (rotor dan baling-baling) terbaik dan lebih tahan lama.
Baca juga: Jepang Kembangkan Helikopter yang Mampu Tembus Kecepatan 500 Km Per Jam!
Produk-produk helikopter Airbus selama ini memang diterima dengan baik di pasaran. Pada tahun 2018 lalu, Airbus Helicopters mencatat pesanan bruto untuk 413 helikopter atau angka bersih sekitar 381. Sebanyak 356 unit di antaranya sudah diserahkan ke pemesan. Angkanya meningkat signifikan dari pesanan bruto di tahun 2017, yaitu 350 unit. Prestasi ini membuat posisi Airbus Helicopters sebagai produsen helikopter terdepan di ranah sipil dan layanan publik.
CEO Airbus Helicopters Bruno Even mengatakan, di pasar militer, Airbus Helicopters telah menempati posisi yang lebih kuat karena kesuksesan penjualan produk secara internasional. Perusahan mencatat 148 pesanan untuk keluarga helikopter ringan bermesin ganda H135/H145 dan 15 pesanan untuk helikopter generasi masa depan, H160. Pada akhir 2018, Airbus Helicopters mencatat backlog hingga 717 helikopter.