Airbus dan sejumlah maskapai besar seperti Air Canada, Air France-KLM, easyJet, International Airlines Group, LATAM Airlines Group, Lufthansa Group dan Virgin Atlantic telah menandatangani Letters of Intent (LoI) untuk menjajaki peluang mendapatkan pasokan kredit pengurangan karbon di masa depan melalui teknologi penangkapan langsung karbon di udara.
Baca juga: Naik AirAsia Kini Bantu Kurangi Emisi Karbon Berkat Teknologi Descent Optimization Airbus
Direct Air Carbon Capture and Storage (DACCS) adalah teknologi penangkapan karbon yang menyaring dan mengurangi emisi CO2 langsung dari udara dengan menggunakan kipas bertenaga tinggi. Setelah berhasil ditangkap, CO2 akan disimpan secara permanen dengan aman di suatu reservoir geologis. Industri penerbangan tidak dapat menangkap emisi CO2 yang dilepaskan ke atmosfer langsung dari sumbernya. Oleh karena itu, solusi penangkapan dan penyimpanan karbon udara langsung ini akan memungkinkan industri penerbangan untuk menangkap sejumlah emisi yang setara dengan jumlah emisi operasionalnya langsung dari atmosfer.
Pengurangan emisi karbon melalui teknologi penangkapan udara langsung melengkapi sejumlah solusi lain yang bertujuan mengurangi emisi CO2, seperti penggunaan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF), dengan menangkap sisa emisi yang tidak dapat dihilangkan secara langsung pada operasional industri.
Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Air Canada, Air France-KLM, easyJet, International Airlines Group, LATAM Airlines Group, Lufthansa Group dan Virgin Atlantic telah berkomitmen untuk melakukan negosiasi mengenai pra-pembelian kredit pengurangan karbon yang terverifikasi (verified) dan tahan lama (durable) mulai tahun 2025 hingga 2028.
Kredit pengurangan karbon akan dikeluarkan oleh mitra Airbus 1PointFive – anak perusahaan dari Bisnis Low Carbon Ventures Occidental dan mitra penyelenggara global dari perusahaan penangkapan udara langsung Carbon Engineering. Kemitraan Airbus dengan 1PointFive mencakup pra-pembelian 400.000 ton kredit pengurangan karbon yang akan dikirimkan bertahap selama empat tahun.
“Kami sudah melihat bahwa ada beberapa maskapai penerbangan yang memiliki minat kuat untuk mengeksplorasi metode pengurangan karbon yang terjangkau dan terukur,” kata Julie Kitcher, Executive Vice President Communications and Corporate Affairs Airbus. “Letter of intent pertama ini menandai langkah nyata kami menuju penggunaan teknologi yang menjanjikan untuk rencana dekarbonisasi Airbus itu sendiri dan ambisi dari industri penerbangan untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2050.”
Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), pengurangan karbon diperlukan untuk membantu dunia melakukan mitigasi iklim dan untuk mendukung pencapaian target nol emisi. Selain itu, menurut laporan Waypoint 2050 dari Air Transport Action Group (ATAG), offset (terutama dalam bentuk pengurangan karbon) akan dibutuhkan – antara 6% dan 8% – untuk mengantisipasi adanya target yang tidak tercapai.