Airbus, manufaktur dirgantara asal Eropa memiliki salah satu fasilitasnya di Provinsi Guangdong, Cina. Kehadiran fasilitas ini merupakan yang kedua di luar Eropa, yakni setelah di Silicon Valley, Amerika Serikat. Kehadiran Airbus di Cina ternyata turut menggandeng kerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi yang ada di Shenzhen, Cina.
Baca juga: Dirundung Kerugian, Etihad Kurangi Jumlah Pesanan Pesawat dari Boeing dan Airbus
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman asia.nikkei.com (26/2/2019), kerja sama yang dilakukan Airbus dilakukan untuk melakukan inovasi baru yang lebih cepat. Salah satunya dengan Huawei Technologies dan beberapa perusahaan lainnya untuk mengembangkan pesawat generasi berikutnya.
Kerja sama yang dilakukan dalam bentuk penelitian dan perancangan aplikasi untuk konektivitas dalam penerbangan yang dibungkus Internet of Things (IOT). Kerja sama antara Airbus China Innovation Center (ACIC) dan Huawei akan menggabungkan keunggulan kedua belah pihak guna menciptakan pengalaman konektivitas berkecepatan tinggi dalam penerbangan di masa mendatang.
Shenzhen sendiri dikenal dengan “Silicon Valley-nya” Cina, karena banyak perusahaan teknologi yang ada di situ. Investasi yang dikeluarkan oleh Airbus untuk fasilitas terbarunya ini diperkirakan senilai sepuluh juta euro atau sekitar US$11,4 juta (setara dengan Rp159 miliar).
“Di sini dengan pusat inovasi di Shenzhen, Airbus dan mitra kami yang sangat baik menciptakan pilar inovasi baru untuk China. Shenzhen terkenal dengan kecepatannya, yang tentunya bagus untuk perusahaan kami,” kata CEO Airbus Tom Enders.
Huawei, yang berbasis di Shenzhen, akan menjadi mitra pertama. Rencananya kedua perusahaan akan mengembangkan teknologi berbasis internet yang menghubungkan berbagai perangkat keras di pesawat. Airbus juga akan bekerja dengan pembuat layar Royole, sebuah startup Cina yang menarik perhatian internasional tahun lalu dengan inovasi smartphone layar lipat pertama. Airbus terobsesi untuk mengembangkan panel LCD canggih yang terhubung ke sistem hiburan penumpang.
Airbus mengoperasikan laboratorium berdasarkan rencana dari awal 2018. Melalui operasi sekarang dalam skala penuh, fasilitas ini akan meningkatkan perekrutan tenaga lokal. Airbus China Innovation Center juga berencana untuk mengeksplorasi penerapan teknologi IoT di bidang manufaktur kedirgantaraan dengan Huawei untuk mengembangkan digitalisasi, visualisasi, dan analitik.
Baca juga: Airbus dan Layer Kembangkan Kursi Kelas Ekonomi dengan Material Tekstil Pintar
Berbasis di Shenzhen, Pusat Inovasi Airbus China adalah pertama yang didirikan oleh Airbus di Asia. Misinya adalah untuk sepenuhnya memanfaatkan keunggulan lokal, termasuk talenta inovatif, mitra, dan ekosistem, dan menggabungkannya dengan keahlian Airbus dalam teknologi dirgantara. ACIC sekarang beroperasi penuh dengan upacara pembukaan kantor resmi yang akan berlangsung pada awal 2019.