Airbus mengumumkan bakal merekrut 6.000 karyawan baru sepanjang paruh pertama tahun 2022. Proses rekrutmen akan dilakukan di seluruh dunia dan diutamakan lulusan baru atau fresh graduate dari beberapa jurusan yang sesuai dengan tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang perusahaan.
Baca juga: Airbus-Boeing Kompak Ingatkan AS Terkait Bahaya 5G, Pengusaha: Jangan Putar Balikkan Fakta!
Di awal masa pandemi virus Corona, tepatnya pada tahun 2020 lalu, Airbus sangat terpukul telak. Bagaimana tidak, pertama dan terbesar sepanjang sejarah perusahaan berdiri, Airbus tercatat mem-PHK sebanyak 10 persen atau 15 ribu karyawan di seluruh dunia. Ketika itu, Airbus mengaku telah kehilangan 40 persen pendapatan di sektor pesawat komersial.
Jerman menjadi negara dengan jumlah PHK karyawan Airbus terbanyak ketika itu, dengan jumlah mencapai 5.100 dari 45.500 karyawan, diikuti Perancis 5.000 dari 49.000 karyawan, Inggris 1.700 dari 11.000, Spanyol 900 dari 12.500, dan 2.100 lainnya di seluruh dunia.
Ketika itu, sebagai perusahaan multinasional yang menyerap banyak pekerja, ketika itu keputusan Airbus mem-PHK begitu banyak karyawan, dalam hal ini karyawan di Perancis, diprotes oleh negara tersebut.
Ketika itu, Juru bicara Menteri Keuangan menyebut keputusan Airbus mem-PHK sebanyak 15 ribu itu berlebihan dan tidak seharusnya dilakukan setelah pemerintah mengucurkan dana besar.
Protes dari pemerintah pun ditanggapi dingin oleh Airbus. Secara terpisah, mereka sangat mengapresiasi dukungan tersebut. Hanya saja, paket stimulus itu tak mungkin bisa bertahan selama beberapa tahun ke depan dan tak bisa menghindari Airbus dari PHK karyawan, melainkan hanya memperlambat saja. Terlebih jika kondisi seperti ini tak cepat berlalu.
Namun, seiring mengingkatnya traffic penerbangan, Airbus mulai membutuhkan banyak tenaga kerja. Total, Airbus membutuhkan sebanyak 6.000 karyawan baru secara grup alias untuk induk dan anak-cucu perusahaan.
“Airbus telah menunjukkan ketahanan selama krisis Covid-19 dan telah meletakkan dasar bagi masa depan yang berani untuk penerbangan berkelanjutan,” kata Thierry Baril, Kepala Human Resources and Workplace Officer Airbus, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Simple Flying.
“Hal ini hanya dapat dicapai dengan memperoleh talenta yang tepat di berbagai bidang keahlian yang akan membantu kami mengembangkan kegiatan kami saat kami keluar dari krisis sambil mempersiapkan transformasi jangka panjang Perusahaan,” tambahnya.
Baca juga: Terancam Dituntut Airbus, Qatar Airways Serang Balik-Tuntut Airbus Terkait Masalah A350
Dari 6.000 karyawan baru yang akan direkrut, mereka akan difokuskan untuk mendukung upaya dekarbonisasi, transformasi digital, dan teknologi siber. Otomatis, fresh graduate yang dibutuhkan berasal dari jurusan-jurusan yang related dengan itu.
Setelah serangkaian proses sampai semester pertama tahun 2022, Airbus akan melakukan penyesuaian kembali terhadap kebutuhan karyawan baru secara grup. Termasuk memperkuat keragaman, karena proses perekrutan terbuka dari seluruh dunia, dan mendorong lingkungan kerja yang inklusif sekalipun berbeda-beda latar belakang suku, agama, dan budaya.