AirAsia Group dan Airbus sepakat untuk mengkonversi 13 pesawat A320 menjadi A321neo. Perlu dicatat, konversi di sini bukan berarti pesawat lama di-upgrade -mengingat keduanya (A320 dan A321neo) secara garis besar memiliki kesamaan- melainkan pesanan pesawat A320 yang sedang dikerjakan Airbus dialihkan menjadi A321neo.
Baca juga: AirAsia Klaim Jadi Operator Airbus Pertama yang Gunakan TaxiBot, Benarkah?
Atas kesepakatan ini, total, perusahaan bentukan Tony Fernandes itu memiliki 362 pesanan A321neo yang akan dikirim secara bertahap mulai November 2019 sampai tahun 2035 mendatang. Saat ini, AirAsia sudah mengoperasikan empat A321neo, melengkapi 169 pesawat A320 dan 38 pesawat A320neo di barisan 211 armada.
“Kami selalu berhubungan baik dengan Airbus dan menantikan pesawat kami dikonversikan sepenuhnya ke A321neo. Dengan amandemen perjanjian ini, AirAsia akan semakin memperkuat model bisnis kami yang berbasis biaya paling rendah dan struktur biaya yang ramping,” ujar Presiden AirAsia Group Bo Lingam dalam keterangan resmi perusahaan, Rabu (6/10).
“Kami telah meninjau secara menyeluruh terhadap jaringan maskapai dan strategi untuk memastikan penerbangan di rute yang paling populer dan menguntungkan saat kami bersiap untuk memulai kembali perjalanan di seluruh jaringan kami,” tambahnya.
Dibanding A320 yang lebih tua, A321neo memang memiliki berbagai keunggulan dari sisi efisiensi dan efektivitas.
Disebutkan, Airbus A321neo, yang memiliki 95 persen kesamaan badan pesawat dengan Keluarga A320, menjadi pesawat yang paling ramah lingkungan di kelasnya. Itu berkat emisi CO₂ atau karbon dioksida per kursi pesawat menjadi yang terendah di dunia (di kelasnya) atau 10 persen lebih hemat bahan bakar.
Hal ini tentu menjadikan tarif per Kilometer Kursi yang tersedia (ASK) dan tarif penerbangan jadi sedikit berkurang.
Mengingat banyak maskapai di dunia yang sudah menyongsong bebas emisi CO₂ pada 2050 mendatang, sejalan dengan Regulator Penerbangan Eropa dan Amerika Serikat serta IATA dan ICAO, tentu A321neo menjadi pesawat paling menarik saat ini.
Baca juga: Cegah Kebisingan di Airbus A320, Lufthansa Beri Lubang Kecil di Bawah Sayap
Dari segi interior, pesawat yang mengusung mesin Pratt & Whitney PW1100G dan memiliki 236 kursi (50 kursi lebih banyak dan ruang kargo ekstra dibanding A320) dalam konfigurasi satu kelas itu, juga dirancang berdasarkan settingan Airbus Cabin Flex untuk optimalisasi kabin serta disematkan pula konsep desain kabin Airspace Airbus.
Pesawat A321neo akan menggantikan armada A320 yang lebih tua dan akan memberikan manfaat yang berkelanjutan secara signifikan. Penghematan bahan bakar akan mengurangi sekitar 5.000 ton emisi karbon dioksida (CO2) per pesawat per tahun, selain dari pengurangan emisi nitrogen oksida (NOx) hingga dua digit dan berkurangnya kebisingan mesin.