Turbulensi bisa terjadi kapan saja dan di langit mana saja, apalagi saat adanya perbedaan tekanan udara di langit atau pesawat melintasi lubang udara yang ada di awan. Semua masalah ini bisa mengakibatkan adanya turbulensi atau goncangan pada pesawat. Dilansir dari CNN.com (2/5/2017), maskapai plat merah asal Rusia, Aeroflot dari Moskow menuju Bangkok mengalami turbulensi hebat pada Senin 1 Mei 2017 karena menabrak lubang udara di angkasa.
Akibat kejadian ini sebanyak 27 penumpang mengalami luka serius dan ringan. Dari 27 orang, 23 diantaranya warga Rusia da 4 lainnya warga Thailand. Rata-rata penumpang yang luka parah banyak mengalami patah tulang baik kaki maupun hidung dan memar di sekujur tubuhnya.
Banyaknya penumpang yang terluka diperkirakan karena tidak menggunakan sabuk pengaman sehingga terbentur dan terlempar saat turbulensi terjadi. Sebenarnya, saat turbulensi, pesawat sudah berada di atas negara Myanmar dan hampir tiba di bandara Suvarnabhumi, Thailand. Diketahui setelah sampai di Suvarnabhumi, ada 30 penumpang dengan luka-luka dengan 27 orang di bawa ke rumah sakit Samitivej Srinakarin, Bangkok dan tiga lainnya memilih untuk perawatan sendiri karena hanya terluka ringan.
Aeroflot dalan penerbangan ini mengoperasikan pesawat Boeing 777 yang mengangkut 318 penumpang dan 14 awak pesawat. Salah seorang penumpang yang tidak mengalami luka Rostik Rusev mengatakan, saat itu turbulensi sangat buruk, sehingga membuat para penumpang terlempar dari tempat duduknya.
“Kejadian ini sekitar 10 detik, terlihat ada darah di langit-langit tepatnya di pintu bagasi kabin atas. Para pesonil maskapai sudah bekerja dan mereka sangat berani. Mereka pahlawan dengan apa yang mereka lakukan untuk menolong para penumpang terluka,” ujar Rusev.
Sebenarnya, bila turbulensi terjadi dan semua penumpang pesawat menggunakan sabuk pengaman, hal ini tak haruslah terjadi. Sebab, sabuk pengaman adalah salah satu alat pengamanan bagi para penumpang saat berada di pesawat.
Karena hal ini, pihak maskapai Aeroflot mengeluarkan pernyaataan atas kejadian yang menimpa Boeing 777 rute Moskow – Bangkok tersebut. Turbulensi yang terjadi lebih dikenal dengan turbulensi langit cerah, sehingg semuanya sulit untuk dipersiapkan secara cepat karena tidak terjadi diawan melainkan saat langit cerah dengan visibilitas yang baik dan pemerintah Rusia telah memberikan bantuan atas kejadian ini. Yang menyebabkan korban luka-luka yakni tidak ada peringatan kepada penumpang untuk kembali ketempat duduk masing-masing dan menggunakan sabuk pengaman mereka.
Sebelum kejadian yang menimpa Aeroflot, dalam satu tahun belakangan ini setidaknya ada 750 penerbangan lainnya yang terkena turbulensi langit cerah.