Sejak Oktober 2019, Singapore Airlines sudah mulai menggunakan sayuran segar sebagai bahan makanan untuk penumpang. Sayur-sayur ini dihasilkan di fasilitas AeroFarms Newark yang disebut sebagai pertanian vertikal indoor terbesar di dunia.
Baca juga: Singapore Airlines Datangkan Sayur Segar dari AeroFarms di New Jersey
Startup agtech yang sudah berusia 16 tahun tersebut membawa sistem penanaman aeroponik ke skala industri dan menanam sekitar 800 varietas sayuran berdaun hijau, umbi-umbian, tanaman anggur hingga buah beri. Cara penanaman aeroponik ini tanpa air dan sinar matahari serta pestisida.
Sayangnya Marc Oshima, salah satu pendiri AeroFarms mengatakan, mereka tidak bisa mengasilkan buah yang ditanam di pohon. Pertanian aeroponik ini sendiri 300 persen lebih efisien dibandingkan dengan pertanian tradisional dalam hal hasil panen.
Namun, meski begitu cara penanaman yang dilakukan AeroFarms ini dikritik karena penggunaan listrik yang besar untuk menyalakan komputer, lampu, katup tekanan tinggi dan alat penyiraman sepanjang waktu. Meski ada kritik terkait listrik yang digunakan untuk penanaman, Restoran Momofuku’s David Chang, Red Rooster’s Marcus Samuelsson dan koki eksekutif Anthony Moraes memuji tentang kepadatan rasa dari produk yang dikembangkan oleh AeroFamrs.
Ini karena faktor lingkungan yang bisa diubah selama proses pertumbuhan tanaman di mana koki bisa meminta kangkung yang lebih manis dan arugula pedas yang sesuai resep. Oshima menjelaskan saat ini mereka telah berlomba untuk memenuhi permintaan karena proses AeroFarms tidak tergantung pada kondisi cuaca alami. Bahkan mereka bisa menghasilkan sayuran musim dingin di separuh waktu pertanian tradisional. Antony McNeil, direktur makanan dan minuman Global Singapore Airlines mengaku aneh ketika pertama kali mendengar selada dihasilkan di sebuah rak dengan penyinaran menggunakan lampu LED.
“Saya tidak yakin tentang itu. Tapi AeroFarms memiliki kemampuan untuk membantu Singapore Airlines melayani penumpang dengan menyediakan produk terlezat dan tersegar,” kata McNeil.
KabarPenumpang.com melansir laman qz.com (22/2/2020), bisa dikatakan faktor kesegaran menjadi hal yang menarik. Sebab sebagian besar maskapai penerbangan komersial menggunakan sayuran untuk salad yang dipanen tiga hingga lima minggu sebelum mereka hadir di nampan makanan dalam penerbangan.
Singapore Airlines adalah maskapai besar pertama yang melayani hasil panen hanya beberapa jam sebelum penerbangan. JetBlue memiliki program “pertanian-ke-udara” yang serupa, tetapi menggunakan pertanian tradisional di taman atap di bandara John F. Kennedy, New York.
“Kami sekarang memiliki peluang terbaik untuk melayani produk segar, dan tidak perlu terbang dua ribu mil,” McNeil menjelaskan.
Tetapi apakah koki yang terlatih secara klasik memiliki keraguan tentang sayuran yang ditanam di laboratorium, seperti yang dilakukan oleh banyak orang ketika datang ke produk daging yang dimodifikasi secara genetik? Betapapun anehnya kekuatan untuk mengkalibrasi warna, rasa, dan tekstur produk berdasarkan keinginan koki. Namun, McNeil tampaknya tidak peduli.
“Saya tidak punya masalah dengan itu karena itu tidak tercemar. Menurut saya, ini hanya produk segar dan cantik,” katanya.
AeroFarms menyesuaikan pesanan dengan mengubah kondisi pertumbuhan lingkungan dengan meningkatkan kecepatan angin di tambak menghasilkan kangkung yang lebih kencang, misalnya.
“Ini memperluas imajinasi kita,” kata McNeil.
Di luar faktor kualitas, McNeil mengatakan memiliki data yang melacak di mana dan bagaimana sayuran ditanam adalah penghemat waktu terutama untuk maskapai penerbangan, di mana keamanan pangan adalah yang terpenting. Seperti yang dia catat, makanan yang disajikan di pesawat harus melewati sepuluh hingga 12 titik kontrol kritis dalam transit dari panen hingga saat disajikan.
Baca juga: 65 Persen Makanan untuk Emirates Dibuat di Dubai
Singapore Airlines saat ini melayani produk yang dikembangkan AeroFarms pada penerbangan yang berasal dari bandara Newark dan JFK. McNeil mengatakan rencananya adalah untuk memperluas jaringan perusahaan petani berkelanjutan untuk melayani lebih banyak rute di seluruh dunia.