Sebagai moda transportasi baru yang akan hadir di Jakarta Maret 2019 mendatang, PT MRT Jakarta menyelesaikan pemasangan box girder terakhirnya untuk jalur layang MRT. Pemasangan ini juga menandakan tersambungnya seluruh jalur layang dan bawah tanah MRT Jakarta sejauh 16 km.
Baca juga: PT MRT Jakarta Resmi Jadi Operator Utama Kawasan Transit Oriented Development Fase 1
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, jalur layang secara keseluruhan sudah tersambung setelah pemasangan box girder terakhir di seberang RS Siloam, Cilandak, Jakarta Selatan. Hal tersebut menandakan keseluruhan jalur MRT Jakarta dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI telah terhubung.
“Kami optimis MRT Jakarta akan beroperasi sesuai jadwal pada Maret 2019 mendatang dengan terhubungnya ini,” ujar Sabandar yang ditemui KabarPenumpang.com di proyek MRT Lebak Bulus (31/10/2017).
Tak hanya itu, untuk pembebasan lahan yang ada di Jalan Haji Nawi sudah bisa berjalan dengan baik dan gugatan PT MRT Jakarta juga sudah putus oleh Pegadilan Jakarta Selatan. Saat ini diketahui ada 13 stasiun MRT yang dibangun, dimana tujuh berada di stasiun layang dan enam sisanya di bawah tanah.
Terkait pembangunan stasiun, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim mengatakan saat ini sedang membangun concourse commercial dan platform untuk penumpang. Silvia menambahkan, di area concourse akan menjadi area komersial baik itu bersama tenant yang akan memenuhi tempat tersebut dan penjual belian tiket untuk penumpang.
“Area concourse sendiri akan di isi oleh tempat penjualan tiket, sehingga penumpang bisa dengan mudah mendapatkan tiket. Area platform kita bangun untuk tempat penumpang menunggu kereta. Disini akan di tambah dengan pintu kaca setinggi kurang lebih 1,3 meter,” ujar Silvia.
Dia menambahkan, screen doors yang ada di platform nantinya akan terbuka secara bersamaan dengan terbukanya pintu kereta. Selain pemasangan dan pembuatan platform dan concourse area, Silvia menjelaskan pihak MRT Jakarta juga membuat sumpit penampungan air.
Gunanya adalah untuk mencegah banjir masuk ke dalam terowongan bawah tanah MRT Jakarta. “Jadi, kalau ada air yang akan masuk keterowongan di tampung disini kemudian nanti disedot keluar. Selain itu untuk yang bawah tanah kita juga antisipasi dengan membuat pintu masuk lebih tinggi dari jalan utama.”
Baca juga: Tingkatkan Keamanan di Peron, Stasiun MRT Jakarta Akan Dilengkapi Platform Screen Doors
Silvia menjelaskan, pembuatan penampungan ini ada di semua stasiun bawah tanah terlebih yang rawan banjir seperti di Dukuh Atas, Bendungan Hilir dan Bundaran HI. Tak hanya sistem pencegah banjir, konstruksi bangunan MRT Jakarta juga dibuat tahan gempa.
Uniknya, kereta MRT Jakarta jika ada gangguan dan mati tiba-tiba, kereta masih bisa melaju sampai di stasiun berikutnya dan penumpang bisa di evakuasi. Tetapi jika memang mati di tengah-tengah dan kereta tidak bisa meluncur ke stasiun terdekat, maka penumpang bisa di evakuasi melalui kaca depan masinis.
“Kaca ini bisa di buka, jadi penumpang bisa keluar dan berjalan di rel sampai ke stasiun,” jelas Silvia.