Meski jauh berada di bawah tanah, jalur perlintasan kereta bawah tanah atau akrab dikenal sebagai Mass Rapid Transit (MRT) sudah dirancang sedemikian rupa agar tahan terhadap ancama banjir. Selain dilengkapi sistem saluran air yang maju, jalur lintasan sampai stasiun dilengkapi seal khusus. Jika pun sampai air sampai masuk, sistem pompa telah disapkan untuk kondisi darurat. Namun pada dasarnya risiko banjir sudah bisa di eliminasi sedari awal.
Tapi belum lama ini ada kabar yang mengejutkan datang dari Singapura, bahwa salah satu terowongan MRT di Negeri Pulau tersebut tepatnya di daerah stasiun Bishan, yang merupakan stasiun interchange, mengalami kebanjiran. Kok bisa? Bukankah segala sesuatunya di Singapura serba modern, tertib, teratur dan aman. Bahkan Singapore MRT (SMRT) telah dijadikan salah satu benchmark oleh PT MRT Jakarta.
Banjir ini setelah diselidiki disebabkan karena pemeliharaan sistem pompa yang tidak dilakukan dengan benar sejak Desember tahun 2016 lalu.
Baca juga: Stasiun MRT Singapura Siap Uji Coba Gerbang Tiket “Handsfree”
KabarPenumpang.com melansir dari laman channelnewsasia.com (31/10/2017), bahwa pemeliharaan tiga bulan sekali yang dilakukan tidak sebagaimana mestinya yang ditentukan dalam aturan manual SMRT. Hal ini didapat dari pernyataan yang disebarkan SMRT melalui sebuah siaran pers.
Ternyata catatan pemeliharaan terkait stasiun SMRT ini sudah ditandatangani dan diserahkan kepada pihak SMRT oleh pemelihara. Namun nyatanya dalam penyelidikan yang dilakukan pihak SMRT menujukkan tidak adanya persetujuan akses jalur yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan perawatan pompa di Bishan.
Diketahui juga ternyata pompa tidak diaktifkan, dimana hal tersebut sudah merupakan bagian dari prosedur perawatan. Manager dan staf yang bertanggung jawab atas pemeliharaan sistem pompa Bishan diberhentikan sementara dan diperbantukan untuk penyelidikan.
“Kami akan bekerjasama dengan regulator untuk memastikan proses yang harus diikuti. Integritas dan tanggung jawab oleh manager dan supervisor kami adalah kunci dan merupakan bagian dari nilai inti. Kami bertekad untuk memperbaiki hal ini dengan cepat dan tegas serta menerapkan serangkaian tindakan untuk melakukannya,” ujar juru bicara SMRT.
Baca juga: Sejarah MRT Singapura, Dibangun di Atas Keterbatasan Lahan
Adanya masalah ini membuat operator kereta melakukan perubahan pada tim management dan perawatan serta membentuk tim inspeksi tentang kesiapan bersama. Nantinya tim inspeksi ini akan melengkapi laporan ke sistem audit SMRT sendiri dan melaporkan secara independen ke audit dewan SMRT serta komite risiko.
“Ini akan memastikan bahwa pembaruan pemeliharaan dan aset diaudit diaudit dan dipantau secara sistematis,” kata SMRT.
SMRT nantinya juga akan melibatkan para ahli untuk membantu meningkatkan pengawasan pengendalian mutu dari semua kegiatan preventif dan melakukan pemeriksaan sistem secara menyeluruh terhadap sistem kritis untuk memasktikan bahwa pekerjaan pemeliharaan dilakukan sesuai dengan standar yang diterapkan/
“SMRT tidak memiliki toleransi terhadap kegagalan dalam pengawasan dan ketekunan atas tugas pemeliharaan. Kami tidak memaafkan tindakan ketidakjujuran dan kelalaian tanggung jawab, baik oleh manajemen atau staf. Semua orang yang bertanggung jawab akan ditindak secara tegas, terlepas dari pangkat dan posisi, oleh karena itu, rantai komando manajemen yang relevan di SMRT harus dimintai pertanggungjawabannya,” ujar Chairman SMRT Seah Moon Ming.
Land Transport Authority (LTA) atau Otoritas Transportasi Darat mengatakan dalam sebuah surat pernyataan bahwa pihaknya sangat prihatin dengan investigasi SMRT terkait ditemukannya perawatan yang tidak dilakukan pada pompa induk di Bishan. LTA juga akan melakukan evaluasi hasil investigasi SMRT mengenai dugaan pemalsuan catatan pemeliharaan sebelum kejadian banjir terowongan secara independen.
“Sebagai regulator, Otoritas Angkutan Darat melihat adanya pelanggaran terhadap semua lisensi pengoperasian kereta api secara serius, termasuk yang berkaitan dengan pemeliharaan aset operasi kereta api,” kata otoritas tersebut.
Setelah hujan deras pada hari 7 Juli 2017, bagian dari Jalur Utara-Selatan antara stasiun Braddell dan Bishan MRT mengalami banjiri. Layanan kereta api terganggu selama lebih dari 20 jam, yang mempengaruhi lebih dari seperempat juta penumpang. SMRT telah mengumumkan sebelumnya bahwa lebih banyak tindakan pencegahan banjir akan dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.