Walaupun Jepang terkenal sebagai salah satu kiblat perkembangan teknologi dunia, bukan berarti Negeri Matahari Terbit tersebut lantas berada di atas awan. Mereka selalu menciptakan inovasi terbaru yang siap digunakan di masa yang akan datang. Seperti contohnya kereta peluru di sana, Shinkansen yang baru saja meluncurkan preview armada terbarunya yang siap mengular di masa depan. Tentu saja, ada beberapa perubahan yang akan menghiasi tubuh dari Shinkansen sendiri.
Baca Juga: Inilah 10 Kereta Tercepat di Dunia
Seperti yang KabarPenumpang.com himpun dari laman asahi.com (2/10/2017), hanya bagian kerangka depannya saja yang dipertunjukkan di depan awak media setempat. Pada momen tersebut, Central Japan Railway Co. (JR Central) yang bertindak sebagai tuan rumah mengumumkan bahwa hanya ada dua varian dari kereta N700S baru ini, kecuali bagian kepala depan dan ekor belakang. Sebagai perbandingan, N700A yang kini beroperasi memiliki enam varian yang berbeda.
Sedikitnya varian ini dikarenakan adanya penyederhanaan pada bagian bawah lantainya. Dalam acara yang digelar pada 1 Oktober 2017 kemarin di Aichi Prefecture, pihak JR Central berharap berkurangnya varian ini akan meningkatkan penjualan Shinkansen ke operator kereta lain, baik dari dalam maupun luar negeri. Ini dikarenakan pengaturan yang lebih fleksibel, seperti kereta 8 gerbong dan kereta 12 gerbong, tidak seperti pengaturan 16 gerbong seperti yang ada saat ini.
Rencananya, armada anyar tersebut akan diluncurkan di Tokaido Shinkansen Line yang menghubungkan Tokyo dan Osaka pada tahun fiskal 2020 mendatang. Sedangkan untuk peresmiannya sendiri, kereta peluru asli Jepang tersebut akan dilakukan di Pabrik Nippon Sharyo di Toyokawa. Dari segi fisik, tampilan bagian depan kereta peluru N700S sedikit lebih tajam daripada model N700A, pendahulunya. Perubahan desain tersebut akan berdampak pada berkurangnya osilasi horizontal yang dirasakan penumpang dengan cara mengubah aliran udara.
Baca Juga: Kereta Cepat Bi-Mode Shinkansen Siap Dirakit di Tanah Britania Raya
Tidak hanya itu, kereta baru ini juga disinyalir lebih ramah lingkungan, dengan konsumsi listrik yang lebih rendah 7 persen dari model sebelumnya. Sistem pengereman darurat otomatis di N700S juga berubah, jika N700A membutuhkan jarak 3.000 meter untuk berhenti sempurna, lain cerita dengan N700S yang hanya membutuhkan 2.800 meter untuk berhenti sempurna.
Sepertinya terlalu muluk-muluk bagi Indonesia jika hendak mengaplikasikan kereta peluru seperti di Jepang, mengingat banyaknya kekurangan yang mesti diperbaiki terlebih dahulu, seperti menutup perlintasan sebidang, hingga penggantian rel secara menyeluruh.