Tak banyak kesibukan di Nusawiru, namun bandara yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perhubungan Jawa Barat ini mempunyai ke khasan tersendiri, berlokasi tak jauh dari kawasan pantai, menjadikan keindahan Nusawiru dari ketinggian angkasa menarik hati bagi para penggemar olahraga dirgantara, tak heran bila di Nusawiru cukup lekat dengan aktivitas skydiving.
Baca juga: Tahun 2018, Bandara Internasional Kertajati di Majalengka Mulai Beroperasi
Tak itu saja, di bandara yang punya landas pacu 1.400 meter ini juga terdapat dua sekolah penerbangan, yakni Bandung Pilot Academy dan Perkasa Pilot Academy. Meski bukan berstatus bandara militer, instansi TNI dan Polri cukup sering menggunakan bandara ini sebagai basis latihan penerjunan (terjun payung). Padahal jika disinggung dari aspek keamanan, dekatnya lokasi bandara dengan perairan kurang baik. Untuk itu dalam setiap kegiatan penerjunan selalu melibatkan komponen SAR.
Bandara Nusawiru berlokasi di Cijulang, yang titiknya tak jauh dari lokasi wisata Pangandaran tepatnya di kabupaten Ciamis. Untuk menuju Nusawiru, dari Green Canyon berjarak sekitar enam kilometer, dari pantai Batu Karas 12 km dan 30 km dari Pananjung. Saat ini penerbangan dari Nusawiru dioperasikan oleh PT ASI Pujiastuti Aviation dengan pesawat Susi Airnya yang melayani rute ke Jakarta, Bandung, Cilacap dan Bandar Lampung.
Dari kapasitas, bandara seluas 50 hektar ini baru dapat didarati pesawat sekelas CN-235, ATR-72, NC-212, dan pesawat caravan. Nusawiru sempat ditutup pada masa reformasi, dan buka kembali pada tahun 2004 dengan sebuah maskapai penerbangan merpati Airlines, namun tidak bertahan lama.
Dengan fasilitas menara pengawas penerbangan (ATC), Bandara Nusawiru saat ini memiliki panjang landasan pacu masih 1.400 meter. Namun, Pemprov Jabar berhasil membebaskan lahan untuk perluasan runway tersebut sepanjang 800 meter, sehingga menjadi 2.200 meter. Bila panjang runway hingga 2200 meter, maka akan sama dengan panjang runway milik bandara Husein Sastranegara di Bandung.
Nantinya jika landasan pacu sudah di perpanjang, maka bandara Nusawiru akan bisa disinggahi oleh pesawat berbadan menengah sekelas Airbus 320 dan Boeing 737-200. Pengembangan Bandara Nusawiru juga dilirik oleh beberapa negara karena posisinya yang strategis di wilayah selatan Jawa. Selain itu Nusawiru direncanakan akan menjadi titik utama destinasi wisata Jawa Barat Selatan karena potensi yang besar.
Baca juga: Bandara Blimbingsari, Andalkan Konsep Green Airport dan Kearifan Lokal
Sekertaris Daerah jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan Australia Selatan sudah beberapa kali join meeting dan menyampaikan permintaan resmi pada Pemprov Jabar untuk melakukan penerbangan langsung ke Nusawiru. “Dari Australia Selatan lebih dekat ke Pangandaran, potensi penumpangnya tinggi,” ujar Iwa yang dikutip KabarPenumpang.com dari bisnis.com (13/3/2017). Pengembangan penerbangan wilayah selatan ini sudah menjadi target Pemprov Jabar untuk potensi ekonomi dan wisata. Diketahui, selain Australia Selatan dan empat negara Asean, ada empat provinsi di Cina yang juga bisa menjadi pasar potensial penerbangan ke selatan Jawa.
Pihak Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang kini menggarap proyek Bandara Majalengka kini mulai merespon bandara udara Nusawiru untuk dikembangkan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai Bandara Nusawiru di Pangandaran, Jawa Barat perlu dikembangkan. Menurut Budi, wilayah Jawa Bagian Selatan merupakan daerah yang sangat potensial dikembangkan potensi wisatanya karena itu dibutuhkan akses yang mudah ke sana. Terkait dengan Bandara Nusawiru, Menhub mengatakan bahwa Bandara ini harus diberi kesempatan untuk dibuka aksesnya ke kota-kota lain seperti Jakarta, Yogyakarta, Bali dan sejumlah kota lainnya.