Siapa yang tidak kenal dengan salah satu perusahaan yang menyediakan jasa layanan transportasi berbasis online, Uber. Kepopuleran namanya bahkan sudah mendunia, termasuk di Indonesia. Sebagai salah satu breakthrough di dunia transportasi berbasis online, kehadiran Uber banyak menginspirasi perusahaan-perusahaan lain untuk mengikuti jejaknya. Terbukti dengan hadirnya Grab dan Go-Jek di Indonesia, seolah menjadi penanda besarnya pengaruh Uber dalam dunia transportasi.
Baca Juga: Hindari Penyalahgunaan Nomer Ponsel, Uber Siapkan Fitur Chat di Dalam Aplikasi
Lalu, siapakah orang yang ada di balik lahirnya Uber? Perkenalkan, Travis Kalanick dan Garrett Camp, dua orang entrepreneurs yang menjadi kunci kesuksesan Uber di dunia. Lahir di Calgary, Alberta, Kanada pada 4 Oktober 1978, Garrett Camp memilih jalan hidupnya sebagai pebisnis dan investor untuk sejumlah perusahaan. Terlahir dari Ibu yang berprofesi sebagai pekerja seni dan ayah seorang ekonom. Pasangan tersebut lalu memutuskan untuk banting stir dan bekerja sama membangun sebuah usaha yang bergerak di bidang residental. Maka tidak heran jika orang tua Garrett menularkan jiwa bisnisnya kepada anak mereka.
Garrett mengenyam bangku sekolah dasar di sebuah sekolah kecil yang hanya memiliki 150 siswa saja. Pada tahun 1996, Garrett memilih University of Calgary sebagai tempat untuk mengenyam pendidikan tingkat tingginya. Kala itu ia mengambil jurusan teknik elektro. Selang setahun kemudian, ia pindah ke Montreal untuk magang di Nortel Networks dimana ia mengerjakan proyek teknologi pengenalan suara. Selama menjalani waktu magangnya di Montreal, Garrett juga mengikuti kursus di Concordia University.
Pada tahun 2000, ia kembalik ke Calgary untuk menyelesaikan perkuliahannya yang sempat tertunda. Diketahui, Garrett lalu mulai mengerjakan Masters in Software Engineering dan meneliti sistem kolaboratif, algoritma evolusioner, dan pencarian informasi. Pada tahun 2002, Garrett bersama rekannya, Geoff Smith membuat sebuah mesin pencarian yang bernama StumbleUpon. Ini merupakan kesuksesan besar pertama Garrett dan telah mengakuisisi lebih dari 25 juta pengguna terdaftar dalam waktu sepuluh tahun sejak pembentukannya. StumbleUpon telah terdaftar di 50 Website Terbaik versi TIME.
Walaupun hanya berperan sebagai co-founder, campur tangan Garrett di Uber mampu melebarkan sayap hingga ke lebih dari 300 kota dari 58 negara di seluruh dunia.
Sedangkan partnernya, Travis Cordell Kalanick lahir di Los Angeles, California pada 6 Agustus 1976. Buah hati dari pasangan Bonnie Horowitz Kalanick dan Donald Edward Kalanick ini menghabiskan masa kecilnya seperti kebanyakan anak sepantarnya. Ia menghabiskan masa pendidikannya di Granada Hills High School dan melanjutkan pendidikan tingginya di University of California, Los Angeles, jurusan teknik komputer.
Baca Juga: Di Kanada Uber Jadi Transportasi Umum Dengan Trayek Khusus
Jangan sangka pendidikan Travis berjalan mulus. Ia sempat dropout dari kampusnya karena lebih memilih untuk bekerja di perusahaan file sharing miliknya, bernama Scour. Batu sandungan kembali menjegal langkahTravis di awal karirnya bersama Scour, dimana startup tersebut mengalami kebangkrutan. Namun ia segera bangkit dan mulai mendirikan startup baru bernama Red Swoosh.
Titik balik Travis terjadi ketika ia bertemu dengan Garrett Camp dan bersinergi untuk merintis Uber bersama-sama. Modal awalnya pun bisa dibilang cukup ekonomis, hanya US$800 yang kemudian mereka gunakan untuk merekrut beberapa driver yang sebagian lainnya merupakan teman-teman mereka. Namun sifat buruk Travis memaksa dirinya untuk mengorbankan posisi tertinggi di Uber kepada Dara Khosrowshahi, sebagai CEO dari perusahaan penyedia jasa layanan antar jemput tersebut.