Beberapa waktu yang lalu, Ninoy Aquino International Airport (NAIA) yang merupakan bandara utama di Filipina sempat dibuat heboh dengan isu tentang tanim bala atau yang dikenal sebagai penanaman peluru. Seorang pria paruh baya terpaksa digelandang ke pos penjagaan akibat kepemilikan senjata api lengkap dengan amunisinya. Diketahui, pria tersebut sedang dalam perjalanan untuk berlibur.
Baca Juga: Pulau Miangas, Garda Terdepan Yang Eksotis di Utara Indonesia
Dikutip KabarPenumpang.com dari laman khaleejtimes.com (28/8/2017), pria bernama Silvestre Mendoza Roque (52) mengaku lupa untuk melepaskan peluru berkaliber 45 dari senjata api yang ia bawa. Selain senjata api yang lengkap dengan amunisi tersebut, kepolisian setempat juga mengamankan 16 peluru berkaliber 45 lainnya serta dua majalah yang ia bawa.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, Silverstre mengaku lisensi kepemilikan senjata api tersebut sudah kadaluarsa. Itu berarti ia tidak mengantongi izin untuk membawa senjata berjenis handgun tersebut. Diketahui, ini bukan kali pertama pihak keamanan NAIA mengamankan penumpang yang ketahuan membawa amunisi. Sebelumnya, beberapa pelancong juga pernah diamankan oleh petugas keamanan bandara karena masalah serupa.
Kebanyakan dari mereka yang tertangkap kedapatan membawa amunisi mengatakan bahwa peluru tersebut digunakan sebagai semacam jimat untuk menolak bala atau mengusir kejahatan. Banyaknya kasus pengamanan penumpang yang memiliki senjata api atau amunisinya saja lalu dikaitkan dengan kenakalan oknum bandara yang dengan sengaja menyimpan sejumlah peluru ke dalam tas para pelancong secara diam-diam atau biasa disebut tanim bala. Diketahui, praktik tanim bala ini sudah mulai beredar sejak September 2015.
Baca Juga: Serba Serbi Check In Online di Masing-Masing Maskapai Penerbangan
Praktik tanim bala yang dilakukan ini bertujuan agar oknum petugas di bandara ini dapat memeras para pelancong. Akibatnya, banyak pelancong yang merasa ketakutan terjebak praktik tinam bala dan sontak berita ini tersebar luas dan menjadi viral. Tidak hanya wisatawan lokal yang takut terjebak praktik kotor semacam ini, tapi wisatawan mancanegara juga jadi gentar untuk berkunjung ke pulau yang berada di sebelah timur laut pulau Sulawesi ini. Beruntung, praktik tanim bala di atas sudah tidak pernah terjadi lagi di bawah kepemimpinan presiden Filipina yang baru, Rodrigo Duterte.
Tentu saja, ini merupakan aksi perseorangan yang terbukti dapat merugikan negara. Bagaimana tidak, dengan beredarnya isu seperti praktik tanim bala, maka secara otomatis sektor wisata Filipina akan mengalami penurunan karena pelancong merasa ketakutan untuk berkunjung dan lama kelamaan, aksi ini bisa merugikan negara.