Lautan pekerja pejalan kaki rasanya sulit terlihat di Jakarta, justru yang dominan adalah lautan besar kendaraan yang mencoba berusaha lepas dari kemacetan. Bukan karena warga Ibu Kota malas berjalan kaki, tapi ada anggapan bahwa infrastruktur pejalan kaki, seperti trotoar tidak tersedia secara memadai. Dan bicara tentang lautan pekerja pejalan kaki, maka alam bawah sadar kita akan merujuk ke distrik Shibuya, Tokyo, Jepang
Baca juga: Jepang Terancam Tersingkir (Lagi) dari Persaingan Peremajaan Kereta di Indonesia
Banyaknya pejalan kaki ini akan terlihat pada jam-jam sibuk dan bisa diperkirakan sebanyak 2.500 orang yang akan menyeberang pada waktu yang bersamaan. Diketahui, distrik Shibuya ini memiliki sekitar sepuluh jalur lalu lintas mobil dan lima penyeberangan utama yang saling bertautan satu dengan lainnya. Tiap dua menitnya terdapat ribuan orang yang menyeberangi jalan ini, dimana akan semakin sibuk ketika stasiun Shibuya sudah dibuka dari jam 05.00 sampai 13.00 (7 hari dalam seminggu).
Saat isyarat lampu lalu lintas yang menandakan para pejalan kaki bisa menyeberang, dari keempat penjuru mata angin terlihat seperti air laut bergerak maju. Bila dilihat dari atas, para pejalan kaki ini seperti tentara besar yang akan maju bertempur, masing-masing bergerak untuk mencapai tujuan mereka.
Pada saat berjalan, satu dengan yang lain para pejalan kaki tersebut tidak terlihat bersenggolan sama sekali. Glionna mengatakan pada tulisannya, saat berada di tengah seperti kartu yang dikocok di tangan yang meluncur mulus saat melewati yang lainnya.
Waktu yang dihabiskan para pejalan kaki ini untuk menyeberang selama hampir satu menit penuh, persimpangan tersebut penuh lautan manusia dan perlahan berkurang hingga hampir kosong. kalaupun ada, hanya beberapa orang yang bergegas melewati jalan tersebut sebelum tanda berhenti kembali menyala. Setelah selesai para pejalan kaki, yang terlihat kemudian adalah lalu lintas kendaraan seperti biasanya. Para pejalan kaki ini akan seperti siklus dan selalu berulang saat jam sibuk di kota Shibuya.
Yang paling ikonik dari Shibuya Crossing ini ialah banyaknya papan reklame dan video dengan layar lebarnya. Begitu juga terdapat truk-truk promosi yang diisi dengan papan reklame yang terang menyala melingkari penyeberangan ini secara berulang-ulang. Setiap harinya total orang yang melintasi persimpangan ini bisa mencapai 1 juta orang sehingga pada waktu-waktu tertentu bisa tampak kacau. Bila hujan turun dimana ada begitu banyak orang yang melewati satu titik persimpangan yang sama membuat jalanan begitu penuh dan kacau. Terlebih semua orang menggunakan payung yang satu sama lainnya saling bersinggungan.
Lampu lalu lintas disini juga terkenal sangat singkat sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi siapapun yang melintas disini supaya tidak “terjebak” dengan lampu merah terus-menerus.