Ada pemandangan yang sedikit tak biasa mana kala terdapat sebuah patung seorang gadis belia di dalam bus yang beroperasi di sekitaran Ibu Kota Korea Selatan, Seoul, Senin (14/8/2017) kemarin. Tidak hanya terdapat di dalam satu bus saja, melainkan setiap bus di Seoul pun memiliki patung yang serupa. Adapun patung-patung tersebut berbentuk seorang wanita yang mengenakan pakaian tradisional Hanbok, dengan posisi tangan memegangi lutut mereka dan bertelanjang kaki.
Baca Juga: Agar Tidak Terjatuh Saat Turun dari Bus, Ini Dia Tipsnya!
Sedikit aneh memang melihat kehadiran patung-patung tersebut tepat sehari sebelum peringatan kemerdekaan Korea Selatan dari Jepang pada tahun 1910 hingga 1945 silam. Ternyata, fakta yang ditemui KabarPenumpang.com dari laman shanghaidaily.com (15/4/2017), patung-patung tersebut melambangkan budak seks semasa jaman penjajahan. Menurut sejarawan lokal, kurang lebih ada sekitar 200.000 wanita yang dipaksa “bekerja” untuk tentara Jepang selama Perang Dunia II. Ternyata, tidak hanya dari Korea, wanita Cina pun turut dijadikan “wanita penghibur” oleh tentara Jepang.
Keberadaan “wanita penghibur” ini merupakan masalah emosional yang sangat megganggu hubungan diplomatik diantara dua negara tetangga di Asia ini dalam beberapa dekade ke belakang. Bagi kebanyakan warga Korea Selatan, ini merupakan bentuk pelanggaran yang sangat berat yang pernah dilakukan oleh Jepang selama masa penjajahan.
Baca Juga: Tempel Tusuk Gigi di Bangku Bus, Warga Paruh Baya Ini Siap Dipidana
Tentu saja, keberadaan patung-patung tersebut mengundang amarah di Tokyo, yang mendesak untuk segera menyingkirkan simbol budak seks tersebut dari Kedutaan Besar Jepang di Seoul. Ini terjadi setelah Jepang menandatangani kesepakatan dengan pihak Korea Selatan pada tahun 2015 silam dan mengajukan dana sebesar 1 miliar Yen atau setara dengan Rp121 miliar sebagai permohonan maaf yang ditujukan untuk pembangunan yayasan bagi budak seks yang masih hidup. Pihak Tokyo seakan kebingungan ketika nota perdamaian sudah ditandatangani, namun warga Korea Selatan masih saja mengungkit masa lalu kelam tersebut.
Namun, seakan tidak memperdulikan amarah Negeri Matahari Terbit, perusahaan bus kota tersebut mengatakan ingin memasang patung-patung tersebut di lima jalur berbeda yang beroperasi di pusat kota Seoul untuk menjaga kenangan tersebut tetap menyala. Kepala Dinas Lalu Lintas Dong-A, Rim Jin-Wook mengatakan patung ini memiliki nilai sejarah yang amat tinggi. “Ini dirancang untuk mengingatkan warga Korea Selatan tentang penderitaan yang telah dilewati oleh wanita-wanita tersebut,” jelasnya.
“Kami tidak ingin warga kami melupakan sejarah, sekelam apapun itu,” terang Rim seraya menambahkan bahwa patung-patung tersebut akan di keluarkan dari bus pada akhir September mendatang dan akan dipajang di tempat umum. Bus-bus yang melewati Kedutaan Besar Jepang akan sedikit memaparkan sejarah kelam dari budak seks tersebut melalui sistem audio yang terpasang di dalam moda tersebut.
Baca Juga: Jadi Ajang Kampanye Produk, Pegangan Tangan di Angkutan Umum Dibuat Unik
“Sangat menyedihkan ketika melihat patung gadis ini, karena sebagian besar dari mereka terlihat sepantar denganku,” ujar Jennifer Lee, seorang mahasiswa berusia 19 tahun. “Ini membuatku takut membayangkan apa yang dialami wanita-wanita ini,” tambahnya. Dari situ, sejumlah aktivis mendesak pemerintah setempat untuk menjadikan tanggal 14 Agustus sebagai hari peringatan bagi “wanita penghibur” tersebut.