Notohadinegoro, inilah nama bandara yang terletak di Jember, Jawa Timur. Untuk mencapai bandara yang melayani lalu lintas penerbangan domestik ini dibutuhkan jarak tujuh kilometer dari pusat kota Jember. Sampai saat ini Notohadinegoro baru sebatas melayani penerbangan dengan pesawat propeller, dan baru dilayani satu maskapai yakni Garuda Indonesia dengan pesawat ATR-72 600 untuk rute Jember – Surabaya.
Baca juga: ATR-72 600, Pesawat Tercanggih Untuk Penerbangan Perintis Nasional
Dengan infrastruktur yang masih terbatas, bandara yang beroperasi penuh pada 16 Juli 2014 ditangani oleh Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Jember. Dengan panjang landasan pacu 1.560 meter. KabarPenumpang.com merangkum bahwa bandara di Jember ini memiliki areal seluas 120 hektar dan menjadi bandara umum sipil pertama di Indonesia yang di bangun sendiri oleh pemerintah kabupaten setempat dengan kekuatan APBD Jember.
Dirunut dari sejarahnya, adanya bandara ini untuk mempersingkat perjalanan dari Surabaya ke Jember atau sebaliknya, yakni hanya butuh waktu tempuh 30 menit. Sebagai perbandingan, rute Jember – Surabaya melalui jalan darat bisa ditempuh empat hingga tujuh jam. Selain mempersingkat perjalanan, bandara ini juga diharapkan menjadi penyambung dan pendukung sektor pariwisata Jember.
Saat ini, untuk memajukan sektor pariwisata, Bandara Notohadinegoro akan dilakukan pengembangan. Hal ini dikatakan oleh Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Jember (13//8/2017) kemarin. Diantara pengembangan untuk bandara ini mencakup perpanjangan landas pacu, dan perluasa terminal yang pengerjaannya akan dimulai tahun 2018. Pemkab Jember merencanakan perpanjanhan landasan pacu menjadi 2.600 x 45 meter.
Diharapkan proyek perluasan Bandara Notohadinegoro akan selesai pada tahun 2019. Rencananya lagi, bandara ini akan menjadi bandara embarkasi Haji. Tak hanya itu, nantinya pada landasan pacu akan dipasang ILS (Instrument Landing System) sehingga bandara ini mampu untuk didarati pesawat jet sekelas Boeing 737 dan pesawat ukuran yang lebih besar lainnya. Dengan ILS, memungkinkan pesawat untuk melakukan lepas landas dan pendaratan di malam hari.
Terkait dengan anggaran, pemerintah menyebut akan mendukung sebagian anggaran untuk perluasan Bandara Notohadinegoro, anggaran yang disiapkan pemerintah khusus perluasan bandara ini sekitar Rp300 – Rp450 miliar. Jokowi berharap, seusai pengembangan, Bandara Jember akan mempermudah konektivitas daerah lain dengan kawasan di Jawa Timur itu. Konektivitas tersebut akan memacu arus investasi dan pertumbuhan ekonomi daerah Jember.
Baca juga: Tahun 2018, Bandara Internasional Kertajati di Majalengka Mulai Beroperasi
Pembangunan bandara ini diprakarsai dan dibangun di era pemerintahan Samsul Hadi Siswoyo sebagai Bupati Jember. Pembangunan dimulai pada tahun 2003 yang telah dianggarkan sejak tahun 2001 dengan menggunakan dana APBD sebesar Rp.30 Miliar. Bandara Notohadinegoro diresmikan pada tahun 2005 dengan panjang landas pacu kala itu masih 1.200 meter.