Terminal Tangkoko, yang terletak di Kota Bitung, Sulawesi Utara, memiliki sejarah panjang dalam mendukung sistem transportasi di wilayah tersebut. Awalnya, Kota Bitung memiliki Terminal Mapalus yang berlokasi di Kelurahan Wangurer Timur, Kecamatan Madidir.
Pada tahun 1998, pemerintah setempat memutuskan untuk merelokasi terminal tersebut ke lokasi baru di Jalan H. Tumundo, Kecamatan Matuari. Terminal baru ini mulai beroperasi dan diresmikan pada awal Januari 2000 dengan nama Terminal Tangkoko, menempati lahan seluas 2,064 hektar dengan luas bangunan 4.200 m².
Terminal Tangkoko sendiri memiliki posisi yang strategis dan merupakan terminal tipe A yang melayani berbagai rute antarkota antarprovinsi. Di mana rute bus menghubungkan Bitung denga kota-kota di Sulawasi dan daerah lainnya.
Terminal ini diresmikan pada 11 April 2011 lalu oleh Kementerian Perhubungan. Kehadirannya memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di Bitung, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Baca Juga: Tarif Rp15 Ribu, Penginapan Murah di Terminal Pulo Gebang Dilengkapi AC dan Shower
Memiliki konsep desain dari bentukan Gunung Tangkoko yang menjadi nama terminal tersebut. Denah bangunan pun memaksimalkan penggunaan ruang yang dibuat untuk terminal ini.
‘
Kementerian Perhubungan sendiri membuat Terminal Tangkoko sebagai terminal “serasa bandara” yang melayani penumpang bus dan juga menduking konektivitas KEK Bitung dan KSPN Manado-Likupang.
Melalui berbagai tahap perkembangan dan modernisasi, Terminal Tangkoko terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan menjadi bagian integral dalam sistem transportasi di Sulawesi Utara.
Adapun fasilitas yang dimaksud antara lain seperti ruang tunggu berpendingin udara yang dilengkapi dengan tenant seperti makanan dan penjual UMKM, ruang kesehatan dan laktasi, fasilitas difabel, ATM gallery, photo booth, mesin antrian, mesin survey kepuasan masyarakat, free wifi dan port charger, voice direction/announcement.
Terminal tersebut juga dilengkapi dengan beberapa kerajinan kesenian yang semakin menambah keindahannya dengan adanya lumosan mural pada tembok terminal, galeri seni di dalam terminal karya seniman lokal, serta tulisan filosofi “SI TOU TIMOU TUMOU TOU” yang artinya manusia hidup untuk memanusiakan orang lain.
Terminal 1 Bandara Soetta Kini Dikhususkan untuk Maskapai Berbiaya Murah (LCC)