LRT Jabodebek membukukan ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan kereta (OTP) mencapai 99,29 persen pada Januari 2025, atau 97,23 persen rata-rata di 2024. OTP tersebut digadang-gadang cukup tinggi mengingat gangguan perjalanan kereta yang kerap terjadi, baik pada kereta buatan INKA itu sendiri maupun dari sistem Grade of Automation (GoA) level 3 yang tergolong baru di Indonesia.
Baca juga: Capaian Positif di 2024, LRT Jabodebek Siap Tingkatkan Layanan dan Jangkauan di 2025
Executive Vice President (EVP) LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi, mengungkapkan, tingginya OTP LRT Jabodebek tak lepas dari adanya geng terbang atau flying gang, utamanya saat terjadi gangguan.
Flying gang ditempatkan di beberapa lokasi, utamanya di stasiun akhir kereta. Tim yang terdiri dari teknisi ini akan langsung turun memperbaiki gangguan, sehingga perjalanan kereta tetap lancar.
“Stasiun-stasiun ujung (Stasiun Harjamukti, Jati Mulya, Dukuh Atas) dan stasiun Cawang itu itu ada flying gang. Flying gang itu adalah tugasnya apabila terjadi permasalahan mereka akan langsung menuju trainset untuk memperbaiki gangguan baik itu dari sisi sarana, persinyalan,” jelasnya dalam gelaran jumpa pers, memperingati Hari Pers Nasional, Senin (24/1/2025).
Lebih lanjut, eks EVP INKA ini menyebut bahwa flying gang LRT Jabodebek terdiri dari tiga orang atau lebih yang bertugas 24 jam on call dan secara bergantian (shifting). Flying gang tidak hanya bertugas merawat dan memastikan kelancaran sarana tetapi juga prasarana, seperti stasiun dan jalur kereta.
Mengingat pentingnya OTP sebagai magnet penarik datangnya penumpang, Purnomosidi berharap, emergency plan dengan menempatkan satu trainset di Stasiun Cawang, rescue plan, recovery plan dan perbaikan menyeluruh dari sisi sarana-prasarana, dapat mengurangi frekuensi gangguan sehingga perjalanan LRT Jabodebek menjadi lebih lancar.
Baca juga: Good News Buat ‘Pekerja Mobile’, KAI Hadirkan Coworking Space Gratis di Stasiun LRT Jabodebek Cawang
Diketahui, LRT Jabodebek dioperasikan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3, setingkat di atas MRT Jakarta (GoA level 2).
Sistem CBTC adalah pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis serta disupervisi juga secara otomatis dari pusat kendali operasi.