Siapa sangka negara kecil di Timur Tengah ini memiliki pelabuhan tertua di dunia? Adalah Lebanon, negara yang berbatasan langsung dengan Suriah ini ternyata memiliki pelabuhan tertua di dunia yang diperkirakan sudah mulai beroperasi sejak sekitar tahun 3000 SM. Untuk Anda yang belum tahu, berikut KabarPenumpang.com rangkum serba-serbi tentang Pelabuhan tertua di dunia, Pelabuhan Byblos.
Seperti yang dirangkum dari berbagai sumber, di masa awal-awal pelabuhan ini beroperasi, Byblos masih menjadi pusat perdagangan Kayu Cedar yang kala itu sangat dicari oleh peradaban Mesir Kuno untuk pembangunan makam dan kapal. Lambat laun, Pelabuhan Byblos menjelma menjadi titik penting di jalur perdagangan Lebanon – Mesir.
Pelabuhan Byblos sendiri berada di puncak kejayaan pada masa kekuasaan bangsa Fenisia, pedagang dan pelaut ulung yang mendiami wilayah pesisir timur Laut Tengah, yang sekarang dikenal sebagai Lebanon, Suriah, dan sebagian Israel. Kala itu bangsa Fenisia menjadikan Pelabuhan Byblos sebagai basis untuk menjelajahi dan berdagang di seluruh Mediterania. Mereka berlayar ke berbagai wilayah, termasuk Mesir, Yunani hingga bahkan Spanyol, membawa barang-barang dagangan seperti kayu, anggur, minyak zaitun, dan kerajinan tangan.
Lalu pada abad ke-6 SM, kekuasaan bangsa Fenisia mulai ‘mengendur’ dan Pelabuhan Byblos diambil alih oleh Yunani – tepatnya setelah Alexander the Great berhasil menaklukan Persia pada abad ke-4 SM. Di masa kekuasaan Yunani, Pelabuhan Byblos tetap menjadi pusat perdagangan penting, meskipun tidak lagi mendominasi seperti di masa kekuasaan bangsa Fenisia.

Kekuasaan terhadap Pelabuhan Byblos kembali bergeser setelah bangsa Romawi menduduki wilayah Lebanon dan sekitarnya. ‘Taji’ Pelabuhan Byblos sebagai pusat perdagangan juga agaknya enggan bergeser kendati sudah bergonta-ganti penguasa.
Di bawah kependudukan Romawi, Pelabuhan Byblos terus digunakan untuk mengekspor anggur dan minyak zaitun ke berbagai wilayah Kekaisaran Romawi. Anggur dan minyak zaitun dari Lebanon sangat dihargai di Roma dan wilayah lainnya. Setelah runtuhnya kekuasaan Romawi, Pelabuhan Byblos kembali berganti tuan, mulai dari Bizantium, Arab, dan kekaisaran Ottoman.
Kini, Pelabuhan Byblos memang sudah tidak gemilang seperti dulu, tidak lagi menjadi pusat perdagangan internasional. Tapi keberadaannya masih penting bagi masyarakat lokal hingga wisatawan. Pelabuhan Byblos sekarang lebih banyak digunakan sebagai pelabuhan perikanan. Perahu-perahu nelayan kecil berlabuh di sini, membawa hasil tangkapan mereka untuk dijual di pasar ikan setempat.

Bagi wisatawan, Pelabuhan Byblos lebih dari sekadar pelabuhan kuno yang sarat akan nilai dan cerita sejarah – tapi juga para wisatawan terpuaskan karena pemandangan alamnya yang indah. Bak menjelma menjadi salah satu daya tarik di Lebanon, Pelabuhan Byblos kini sudah dilengkapi dengan berbagai restoran yang menyajikan penganan laut segar hingga penyewaan feri untuk berkeliling di sekitar.
Jadi, apakah Anda siap untuk menyambangi Pelabuhan Byblos dan menikmati setiap sudutnya sembari bernostalgia?
Profil Bandara Internasional Rafic Hariri – Gerbang Utama Keluar-Masuk Beirut (Lebanon)