Menikmati pemandangan alam dari kereta api membuat terkagum yang melihatnya. Gunung, bukit, sawah, sungai bahkan pedesaan yang dilewatinya menambah kesan indah dari ciptaan Sang Pencipta. Apalagi menikmati perjalanannya di sepanjang jalur pertama kereta api yang dibangun sejak jama Kolonial Belanda.
Jalur kereta api ini terbentang mulai dari Jakarta, Bogor, Sukabumi, Cianjur, bahkan sampai Bandung. Saat kereta api wara wiri dijalur ini, banyak sekali masyarakat yang hanya berjalan-jalan hanya untuk menghabiskan waktu seharian.
Ya, jalur yang berkesan dan memiliki sejarah yang tinggi ini berada di lintas antara Bogor sampai dengan Cianjur. Stasiun yang dilewati jalur ini pun beragam. Mulai dari stasiun besar hingga stasiun kecil. Kereta api yang melintas dijalur itu tak sebanyak di jalur utama utara Jawa. Jalur kereta api ini hanya dilewati 1 kereta api saja yaitu KA Pangrango dengan rute Bogor-Sukabumi pulang pergi. Nama dari kereta api ini diambil dari nama gunung di kawasan Bogor, Jawa Barat. Karena kereta api di Indonesia lebih dominan menggunakan nama pegunungan, sungai, bahkan legenda dan tokoh pewayangan.
Kereta Api Pangrango diberangkatkan dari Stasiun Bogor sebanyak 4 kali, begitu pula dengan keberangkatan 4 kali dari Stasiun Sukabumi. Menikmati keindahan pemandangan selama naik KA Pangrango, penumpang disuguhkan dengan pemandangan aliran Sungai Cisadane dari Staisun Batu Tulis hingga Stasiun Maseng. Kemudian saat memasuki Stasiun Cigombong, panorama Gunung Salak yang menawan terlihat jika cuaca dalam keadaan cerah. Stasiun Cigombong merupakan stasiun tertinggi di wilayah Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta. Tak heran hawa sejuk diarea ini masih terasa.

Berlanjut menuju Stasiun Cicurug yang merupakan batas akhir dari jalur ganda kereta api. Stasiun ini sebenarnya akan dijadikan angkutan air mineral yang terkenal disana. Sempat dijalankan beberapa tahun lalu, namun dampak dari longsor di kawasan Ciomas, Bogor membuat angkutan air mineral ini tidak dioperasikan lagi menggunakan kereta api sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Kemudian beberapa stasiun setelah Cicurug penumpang disuguhkan dengan stasiun-stasiun kecil yang merupakan tempat pemberhentian KA Pangrango termasuk melewati beberapa jembatan besar yang terbentang hingga akhirnya tiba di Stasiun Sukabumi yang merupakan batas dari wilayah Daop 1 Jakarta. Karena hanya KA Pangrango yang nelewati jalur bersejarah ini, jadi tak ada aktivitas persilangan atau susul dengan kereta api yang berlawanan arah.
Dengan tentu jika tak ada hambatan, seringkali perjalanan KA Pangrango ini selalu datang dan berangkat tepat waktu. Waktu tempuh perjalanan dari Stasiun Bogor ke Stasiun Sukabumi pulang pergi adalah 1 jam 45 menit. Harga tiketnya pun murah meriah untuk perjalanan menengah ini. Harga tiket kereta api kelas ekonomi ini mulai dari Rp30.000 – Rp45.000, sedangkan untuk kelas eksekutif mulai dari Rp50.000 – Rp80.000.
Total jalur kereta api Bogor-Sukabumi sebenarnya memiliki 14 stasiun yang dilewati kereta api. Namun ada 2 stasiun diantaranya sudah tidak beroperasi, seperti Stasiun Cijambe dan Pondokleungsir. Kedua stasiun itu sudab tidak digunakan karena dari okupansi penumpang pada waktu itu yang selalu sepi. Namun, Cijambe dan Pondokleungsir masih terlihat bangunan stasiunnya saat naik kereta api hingga saat ini.
Fyi, Bogor-Sukabumi saat ini hampir genap 140 tahun usia jalur tersebut. Pada 21 Maret 1882, pemerintah kolonial Hindia Belanda meresmikan jalur kereta api Bogor-Sukabumi. Peresmian itu dilakukan oleh perusahaan milik pemerintah Staatsspoorwegen (SS). Iming-iming keuntungan melimpah ada di baliknya. Kehadiran jalur kereta api baru buat Belanda dapat menyingkat waktu pengiriman komoditas ekspor. Belanda pun untung besar. Karenanya, kehadiran jalur Bogor-Sukabumi dianggap sebagai simbol kemajuan zaman.
Sudah Tahu Beda Kereta Wisata by KAI Wisata dengan Kereta Api Reguler by KAI? Simak Di Sini