Liukan kereta api memang sangat menawan saat melewati tikungan. Jalur kereta api di Pulau Jawa lebih dominan dengan banyaknya medan yang terjal dan lebih banyak tikungan. Belum lagi beberapa daerah memiliki kontur tanah yang labil, memungkinkan pengecekan jalur itu lebih berkala untuk kenyamanan dalam perjalanan kereta api. Nah, setiap kereta api yang melintas di jalur tersebut, dipengaruhi oleh kestabilan pada bogie kereta api.
Fyi, bogie merupakan konstruksi yang terdiri dari dua perangkat roda atau lebih yang digabungkan oleh rangka dengan sistem pemegasan, pengereman, dengan atau tanpa peralatan penggerak dan anti selip. Serta sebagai pendukung rangka dasar dari badan kereta.
Fungsi utamanya adalah menghasilkan fleksibilitas kereta terhadap rel, sehingga roda kereta bisa tetap mengikuti arah rel saat melewati tikungan. Bogie juga memiliki pegas dan goncangan yang disebabkan oleh rel yang bergelombang. Saat melewati rel yang menikung, maka akan tercipta sudut antara garis lurus badan kereta dengan rel.
Dengan adanya bogie inilah roda jadi tidak segaris dengan badan kereta, melainkan mempunyai sudut tertentu. Sehingga bisa menikung mengikuti rel tanpa terjadi anjlok. Selain pegas, bagian-bagian lain pada bogie, antara lain: Bogie Frame, Bolster, perangkat roda (wheel set), Axle Box, Bearing, sepatu rem, dan peralatan pengereman. Tambahan juga mengenai bogie yang memang dapat dilepas dan dipasang jika sedang dilakukan perawatan.

Bogie juga dapat meningkatkan kapasitas muatan. Saat Gapeka 2025 dimulai, perjalanan kereta api pun bertambah dan makin banyak. Ini karena antusias masyarakat menggunakan kereta api juga makin bertambah. Dengan tentu perawatan dan pengecekan pada bogie lebih sering dilakukan.
Tak Cuma angkutan penumpang, bogie pada angkutan barang pun turut andil dalam pengecekan. Hal ini didasarkan pada kapasitas muatan atau tonase dari angkutan barang itu sendiri. Selain kapasitas muat, mempengaruhi kecepatan juga hal terpenting yang harus selalu dalam tahap pengecekan. Karena saat ini kecepatan kereta api sudah bertambah menjadi maksimal 120 km/jam. Pada kecepatan maksimal itu, bogie paling digunakan adalah yang terbaru dan kuat saat diperjalanan.
Kereta api di Indonesia memiliki tipe-tipe bogie yang berbeda-beda, tergantung dari kapasitas muat dan kecepatan yang dijalankan. Bogie yang sempat digunakan pada kereta api antara lain: Bogie Pennsylvania (tipe K2), Bogie Cradle (tipe K3), Bogie SIG atau NT.504 (tipe K4), Bogie TB398 (tipe K5), Bogie Ferrostahl (tipe K6), Bogie Gorlitz (tipe K7), Bogie NT-60 (tipe K8), Bogie Bolsterless (tipe K9), dan Bogie TB1014 (tipe K10). Kemudian bogie yang digunakan untuk angkutan barang, antara lain: bogie kuda kepang, bogie barber, dan bogie ride control.

Saat ini kemajuan kereta api dalam memprioritaskan penumpang sebagai pengguna setia adalah meningkatkan kecepatan perjalanan. Dengan tentu salah satunya juga meningkatkan ketahanan bogie kereta itu sendiri. Bogie kereta api khususnya penumpang yang sering digunakan saat ini adalah Bogie NT11, Bogie NT60, dan Bogie TB1014. Apalagi body kereta saat ini sudah menggunakan rangkaian tipe stainless steel yang berarti bogie-nya sudah menggunakan tipe K10 dengan kecepatan maksimum 120 km/jam.
Dari berbagai sumber mengabarkan bahwa bogie TB1014 buatan Industri Kereta Api (INKA) ini secara fisik merupakan kawin silang dari TB398 dan NT-60. Bogie ini menggunakan pegas karet seperti K8, namun menghilangkan batang ayun yang menjadi ciri khas K8. Bogie ini juga dilengkapi dengan horizontal damper yang berfungsi mengurangi guncangan horizontal agar KA melajul lebih stabil pada lengkung dengan radius kecil.
Sudah banyak saat ini kereta api menggunakan bogie tersebut dan penumpang merasa nyaman dengan halusnya perjalanan kereta api hingga dibawa kencang. Tak hanya itu aspek keselamatan pun sudah diperhitungkan agar perjalanan makin aman dan nyaman.
Bogie K5 Jadi Populasi Terbanyak Digunakan Kereta Api Indonesia