Siapa yang tidak mengenal Pelabuhan Sunda Kelapa? Ya, pelabuhan yang tersohor sejak jaman penjajahan dulu memang menyimpan nilai historikal yang luar biasa kental. Bagaimana tidak, sejumlah sumber menyebutkan bahwa Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan utama dari Kerajaan Tarumanegara di sekitar abad ke-5 Masehi. Jadi wajar saja jika Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi salah satu pelabuhan terpenting – bahkan menyandang status sebagai pelabuhan tertua di Indonesia.
Baca Juga: Bukan Wahana Permainan, Ini Dia Sejarah Kora-Kora
Seperti yang dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, kejayaan Kerajaan Tarumanegara lalu perlahan runtuh tatkala Pelabuhan Sunda Kelapa mulai diduduki oleh Kerajaan Sunda pada sekitar abad ke-12 Masehi. Sejak dikuasai oleh Kerajaan Sunda, pelabuhan ini lalu berganti nama menjadi Pelabuhan Kalapa.
Kependudukan Portugis
![](https://www.kabarpenumpang.com/wp-content/uploads/2025/02/momen-4-kapal-portugis-datang-ke-sunda-kelapa-atas-permintaan-kerajaan-pajajaran-lbz-300x200.jpg)
Berselang 4 abad kemudian, tepatnya di tahun 1527, Portugis mulai datang dan mendirikan sebuah pelabuhan baru bernama Pelabuhan Sunda Kelapa. Seiring perkembangannya pada kala itu, Pelabuhan Sunda Kelapa ‘berevolusi’ menjadi sebuah pusat perdagangan yang ramai didatangi oleh kapal-kapal dagang dari berbagai negara; sebut saja Cina, Jepang, India hingga Timur Tengah. Kala itu, para pedagang membawa berbagai komoditas seperti porselen, kopi hingga kain sutera untuk ditukar dengan rempah-rempah dan hasil bumi dari Indonesia.
Kependudukan Belanda
![](https://www.kabarpenumpang.com/wp-content/uploads/2025/02/112001721189482-1-300x200.jpg)
Setelah itu, pada tahun 1619, Belanda datang dan mendirikan kota Batavia (yang kini dikenal sebagai Jakarta) di sekitar pelabuhan. Pelabuhan Sunda Kelapa pun kembali berganti nama menjadi Pelabuhan Batavia. Di masa kekuasaan Belanda, pelabuhan ini masih menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang penting di wilayah Hindia Belanda (atau Asia Tenggara).
Masih di era kependudukan Belanda, pembangunan infrastruktur modern yang masif menghiasai setiap sudut Pelabuhan Batavia. Mulai dari dermaga, gudang hingga infrastruktur pendukung lainnya untuk mendukung aktivitas perdagangan Belanda. Mulai dari sinilah, perkembangan ekonomi, sosial hingga urbanisasi besar-besaran mulai terjadi dan Pelabuhan Batavia memegang peranan sentral di saat kependudukan Belanda.
Di Bawah Pemerintahan Indonesia
![](https://www.kabarpenumpang.com/wp-content/uploads/2025/02/pelabuhan-sunda-kelapa1-1-300x224.jpg)
Runtuhnya kekuasaan Belanda pasca kemerdekaan Indonesia juga sedikit banyaknya membawa dampak terhadap Pelabuhan Sunda Kelapa, kemunduran ini juga tidak bisa dipisahkan dari bertumbuhnya pelabuhan-pelabuhan baru, seperti Pelabuhan Tanjung Priok hingga pelabuhan di wilayah Singapura. Masalah lain yang ‘diwariskan’ Belanda terhadap Pelabuhan Sunda Kelapa adalah pendangkalan di sekitar wilayah pelabuhan, infrastruktur yang perlu di-upgrade, hingga banjir rob yang kerap melanda.
Di bawah kendali Indonesia, Pelabuhan Sunda Kelapa tetap dipertahankan sebagai pelabuhan penting, khususnya bagi kota Jakarta – kendati statusnya sudah tidak lagi menjadi pusat perdagangan internasional. Peran Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai penghubung Jakarta dengan wilayah lain juga terus dipertahankan, pun dengan aktivitas perdagangan, walaupun skalanya jauh lebih kecil dibandingkan dengan masa kolonialisme Belanda dahulu.
Kini, Sunda Kelapa masih menjalani perannya sebagai pelabuhan; menjadi pelabuhan antar pulau untuk mengangkut kebutuhan pokok, pelayaran rakyat yang tinggal di sekitar pelabuhan, tempat nelayan sekitar menjajakan hasil tangkapan, hingga spot pariwisata yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.
Revitalisasi untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas di sekitar pelabuhan juga masih terus dilakukan, sembari menggali potensi wisata yang ada.
Kapal Pinisi, Kapal Warisan Leluhur Asli Indonesia yang Diakui UNESCO