Di tengah maraknya pembaruan dan ‘perlombaan’ inovasi yang dikembangkan oleh banyak perusahaan otomotif di luar sana, termyata masih saja ada moda transportasi tradisional yang eksistensinya enggan tersingkirkan; sebut saja becak, andong, hingga perahu eretan atau yang akrab dikenal sebagai getek.
Baca Juga: Jangan Melulu Konsumsi Obat, Inilah Makanan yang Bisa Cegah Mabuk Laut!
Bagi mereka yang tinggal di daerah dekat sungai, tentu nama perahu getek tidaklah asing. Bermodalkan sebuah kapal kecil tanpa mesin, serta seutas tali tambang yang akan beperan sebagai ‘pengarah’ dan moda ini siap beroperasi mengantarkan penumpang.
Sederhananya, perahu eretan merupakan sarana transportasi yang biasanya digunakan warga untuk menyeberangi sungai. Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, disebutkan bahwa alasan orang masih bertumpu pada efektivitas perahu eretan karena dapat memangkas waktu perjalanan, di tambah lagi harganya yang relatif murah (rata-rata masih Rp2.000/trip). Tidak heran jika perahu eretan seolah tidak kehilangan pesonanya di tengah modernisasi Ibukota.
Mulai dari anak-anak sekolah, pekerja kantoran hingga ibu-ibu yang hendak belanja ke pasar adalah ‘pelanggan harian tetap’ perahu eretan. “Tapi kebanyakan anak-anak sekolah sama pedagang yang mau ke pasar kalau pagi. Kalau ngangkot harus dua kali, jalan lumayan jauh, makanya nyeberang lebih cepat,” ujar ‘nakhoda’ perahu eretan di daerah Pesanggrahan, dikutip dari detik.com.
Bahkan di daerah lain seperti perahu eretan sungai Citarum, Anda juga bisa menyeberangkan motor! Tidak sedikit pemotor yang mengaku lebih cepat dan efektif ketika menggunakan perahu eretan ketimbang mereka harus mengambil jalan yang relatif lebih berputar dan macet.
![](https://www.kabarpenumpang.com/wp-content/uploads/2025/02/4772998721-300x200.jpg)
Di kebanyakan titik penyeberangan perahu eretan, jarak dan waktu tempuh dalam sekali trip relatif singkat, hanya hitungan menit saja; mengingat jaraknya juga yang hanya menyeberangi sungai. Tidak hanya di sekitar Jakarta, banyak masyarakat yang masih menaruh asa pada perahu eretan, entah untuk mengais rejeki atau bermobilisasi.
Kehadirannya seakan melengkapi keberagaman moda transportasi di Indonesia: menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan harga terjangkau. Jadi jika bisa disimpulkan, poin efektivitas-lah yang menjadikan perahu eretan ini masih bertahan di tengah gempuran teknologi dan modernisasi.